Pernahkah bunda melihat anak sering menjauh ketika ada teman baru ? dan,Â
Bahkan enggan berbagi alat bermain kepada teman baru ? kedua contoh ini merupakan bukti jika sosial emosional anak belum berkembang dan butuh stimulasi untuk perkembangan sosial emosional mereka.
Hal ini sangat umum terjadi, terkadang ada juga anak yang memang sudah ahli dalam hal membaur dengan orang baru biasanya keahlian ini menurun dari orang tuanya yang mungkin memiliki pembawaan yang luwes dan terbuka.Â
Permasalahan seperti ini juga pernah saya alami bahkan sampai sekarang, karena jarangnya keluar rumah dan tidak mempunyai teman yang dapat membuat saya keluar dari kebiasaan ini sehingga membuat saya malu ketika bertemu banyak orang dan malu untuk bersuara. Lantas bagaimana cara kita membantu anak untuk mengembangkan kemampuan sosial emosionalnya?Â
Setelah ini kita akan mengupas beberapa cara untuk memberikan stimulasi perkembangan sosial emosional pada anak. namun sebelumnya kita akan membahas sedikit teori perkembangan sosial emosional, karakteristik perkembangan sosial emosional usia anak TK, dan cara mengembangkan sosial emosional pada anak usia dini .
Pertama, hal yang akan kita kupas yaitu Teori Perkembangan Sosial Emosional. Sosial dan Emosi merupakan dua kata yang memiliki perbedaan makna, namun dua kata ini juga tidak dapat dipisahkan.Â
Sebab dua kata ini memiliki peran yang sangat berikatan terutama dalam hal perkembangan anak. mari kita kupas arti dari setiap kata tersebut.
Sosial merupakan kemampuan manusia dalam berinteraksi dengan keluarga, teman sebaya, dan lingkungannya. perkembangan sosial ini terjadi pada masa bayi hingga dewasa.Â
Perkembangan sosial jika disimulasikan sejak usia dini akan membantu pembentukkan karakter anak sejak dini untuk masa mendatang serta membantu anak untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya, menumbuhkan rasa peduli dengan sesama, dan bersosialisasi.Â
Menurut Mansur, Perkembangan sosial meliputi dua aspek penting, yakni :
 kompetensi sosial, kemampuan anak beradaptasi dengan sekitar secara efektifÂ
tanggung jawab sosial, komitmen anak akan kewajiban dan tugas, peduli dengan lingkungannya dan menghargai perbedaan.
Sedangkan, Emosi merupakan perasaan yang ada dalam diri manusia baik senang atau sedih, maupun baik atau buruk. Terdapat banyak pengertian, salah satunya yaitu Emosi merupakan perasaan intens atas reaksi terhadap sesuatu yang dapat mempengaruhi seseorang dalam berinteraksi dengan orang lain, seperti dalam hal menentukan pilihan, tindakan, dan persepsi.Â
Selanjutnya, Perkembangan sosial emosional pada anak merupakan kepekaan anak untuk memahami perasaan orang lain ketika berinteraksi dalam kehidupan sehari hari.Â
Sedangkan menurut Hurlock, perkembangan sosial emosional ialah perkembangan perilaku yang sesuai dengan tuntunan sosial atau pola perilaku sosial, dimana perkembangan emosional adalah suatu proses dimana anak mendapat rangsangan-rangsangan sosial dari orang lain, atau lingkungan.Â
Perkembangan sosial emosional dipengaruhi oleh beberapa aspek, secara umum yakni keluarga, dan lingkungan. jika anak berada dalam keluarga yang tidak harmonis dan kurang bersosialisasi dengan lingkungan sekitar akan membuat anak menjadi pendiam, tidak mau bersapa dengan orang lain, dan bahkan akhirnya akan berdampak pada psikis anak.Â
Kedua, hal yang akan kita bahas yakni Karakteristik Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini.
Menurut Erik Erikson, masyarakat memiliki peranan yang sangat penting dalam perkembangan psikososial seorang individu.
Peranan ini dimulai dari pola asuh orang tua hingga aturan atau budaya masyarakat (Miller, 1983). Berikut ini merupakan tahapanÂ
perkembangan psikososial seorang individu :
Usia 0-1 tahun, anak harus belajar menumbuhkan kepercayaan pada orang lain, contohnya anak kepada ibunya. Jika dalam tahap ini anak tidak berhasil, maka anak akan menjadi mudah takut dan rewel.
Usia 1-3 tahun, anak mulai belajar sikap mandiri, seperti makan atau minum sendiri. Jika anak tidak berhasil pada tahap ini dikarenakan selalu ditegur dengan kasar dalam proses belajar, maka anak akan menjadi pribadi yang pemalu dan selalu ragu-ragu dalam melakukan sesuatu.Â
Usia 3-6 tahun, anak mulai memunculkan inisiatif, berupa ide-ide sederhana. Jika anak mengalami kegagalan pada tahap ini, maka ia akan terus merasa bersalah dan tidak mampu menampilkan dirinya sendiri.
Menurut Seomariati, karakteristik anak usia dini ketika bersosialisasi di antaranya adalah:
 Anak Sering berganti teman bermain walaupun sebenarnya dia sudah memiliki teman bermain.
 Kelompok bermain cenderung kecil dan tidak terorganisir secara baik, sehingga mudah berganti-ganti.Â
 Anak lebih mudah bermain bersebelahan dengan teman yang lebih besar.
Sering terjadi perselisihan di antara mereka, namun perselisihan itu hanya bersifat sebentar dan akan berakhir.Â
Berdasarkan karakteristik tersebut, perkembangan sosial anak masih sering pilih pilih teman dan hanya memiliki salah satu teman untuk bermain selain itu anak juga masihÂ
sering bertengkar karena memperebutkan mainan dan seseorang yang dianggap miliknyaÂ
sendiri. Menurut Soemariati Patmonodewo (2003: 27) dalam Nurjannah (2017: 54) anak TK cenderung mengekspresikan emosinya dengan bebas dan terbuka.Â
Dan anak akan sering menampilkan ekspresi cemburunya jika dia tidak mendapat perhatian yang cukup dari gurunya.Â
Ketiga, selanjutnya yakni Cara Mengembangkan Sosial Emosional Anak Usia Dini yang bisa Ibu atau guru lakukan untuk meningkatkan kemampuan sosial anak. Apa saja?Â
Ajak bermain dengan teman sebaya,
Bercerita dan mendongeng
Ajari berbagi
Menjadi contoh untuk anak
Perkenalkan anak dengan pengalaman baruÂ
Demikian, pembahasan tentang perkembangan sosial emosional pada anak. dapat ditarik kesimpulan, yaitu perkembangan sosial emosional tidak kalah penting dalam perkembangan anak.Â
Sebab perkembangan sosial emosional ini berperan langsung dalam diri anak terutama dalam menentukan ekspresi dan perasaan. Jika kemampuan sosial emosional anak tidak cukup berkembang dan mendapat sedikit perhatian, sedikit stimulus akan menyebabkan anak menjadi pemalu, pendiam, susah bergaul, dan bahkan tidak punya teman.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI