7) Anak Usia Dini Memiliki Rasa Ingin Tahu yang KuatÂ
Rasa ingin tahu yang dimilikinya sangat tinggi sehingga mereka tak bosan bertanya "apa ini dan apa itu" serta "mengapa begini dan mengapa begitu" Anak berpandangan bahwa dunia ini dipenuhi hal-hal yang menarik dan menakjubkan. Hal ini mendorong rasa ingin tahu yang tinggi. Rasa ingin tahu anak bervariasi, tergantung apa yang menarik perhatiannya. Rasa ingin tahu ini sangat baik dikembangkan untuk memberikan pengetahuan yang baru bagi anak dalam rangka mengembangkan kognitifnya. Semakin banyak pengetahuan yang didapat berdasar kepada rasa ingin tahu anak yang tinggi, semakin kaya daya pikir anak.
8) Anak Usia Dini Berjiwa PetualangÂ
Karena rasa ingin tahunya yang besar dan kuat membuat anak usia dini ingin menjelajah berbagai tempat untuk memuaskan rasa ingin tahu tersebut dengan cara mengeksplor benda dan lingkungan di sekitarnya.
9) Anak Usia Dini Memiliki Imajinasi dan Fantasi yang TinggiÂ
Daya imajinasi dan fantasi anak sangat tinggi hingga terkadang banyak orang dewasa atau orang yang lebih tua menganggapnya sebagai pembohong dan suka membual. Namun sesungguhnya hal ini karena mereka suka sekali membayangkan hal-hal di luar logika. Anak memiliki dunianya sendiri, berbeda dengan orang dewasa. Mereka tertarik dengan hal-hal yang bersifat imajinatif sehingga mereka kaya dengan fantasi
10) Anak Usia Dini Cenderung Mudah FrustrasiÂ
Anak usia dini cenderung mudah putus asa dan bosan dengan segala hal yang dirasa sulit baginya. Mereka akan segera meninggalkan kegiatan atau permainan yang bahkan belum diselesaikannya.
11) Anak Usia Dini Memiliki Rentang Perhatian yang PendekÂ
Rentang perhatian anak usia dini tidak terlalu panjang, itulah sebabnya mengapa mereka tidak bisa diam dan sulit diajak fokus pada kegiatan yang membutuhkan ketenangan. Pada umumnya anak sulit untuk berkonsentrasi. Ia selalu cepat mengalihkan perhatian dari kegiatan yang satu kepada kegiatan lainnya, kecuali kegiatan tersebut sangat menyenangkan dirinya. Rentang konsentrasi anak usia dini umumnya adalah sepuluh menit untuk dapat duduk dan memperhatikan sesuatu secara nyaman. Pembelajaran dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan yang bervariasi dan menyenangkan, sehingga tidak membuat anak terpaku di tempat dan menyimak dalam jangka waktu tertentu.
Salah satu periode yang menjadi ciri masa usia dini adalah periode keemasan, banyak konsep dan fakta yang ditemukan memberikan penjelasan periode keemasan pada masa usia dini, yaitu masa semua potensi anak berkembang paling cepat. Beberapa konsep yang disandingkan untuk masa usia dini adalah masa eksplorasi, masa identifikasi/imitasi, masa peka, masa bermain dan masa membangkang tahap awal. Namun di sisi lain anak usia dini berada pada masa kritis, yaitu masa keemasan anak yang tidak akan dapat terulang kembali pada masa berikutnya.