Mencintai sewajarnya itu bukan berarti kita tidak percaya diri, kita hanya memberi ruang untuk kemungkinan terburuk. Semisal, mencintai dengan penuh sesak segala hal yang ada di dunia ini yang sifatnya gambling, tidak pernah tahu hasil akhirnya. Ternyata setelah sukses memberikan penuh cinta, hal itu dihilangkan tanpa ancang-acang, peluang hancur berkeping-keping pasti sudah 100% adanya. Namun, jika memiliki pengendalian akan perasaan terhadap sesuatu, kita menaruh sebagian ruang untuk hal yang buruk, tentu kita bangkit lebih cepat, karena hidup kita berjalan terus.Â
Begitupun terhadap apa yang kita miliki sekarang, serial ini juga mengajarkan untuk secukupnya saja. Ambisi untuk meraih sesuatu itu penting, tapi ketika kita mendapatkannya, secukupnya saja agar tidak jatuh sakit saat lepas. Paham kan? Ini bagian paling sulit, ibaratnya saat kamu menatap dalam suami atau istrimu dalam suatu malam, lalu kamu harus berpikir esok hari Ia akan pergi selamanya, kamu memilih untuk skip perasaan dan bayangan itu, kamu denial, kamu menganggap hal itu yang tidak akan pernah terjadi. Padahal hal itu adalah kepastian, semua manusia akan pergi di masing-masing waktu. Kehilangan akan begitu menghancurkan saat kita tidak mempersiapkan ruang "ikhlas" sedari dini.
Tapi banyak pula, orang-orang hebat yang begitu mencintai kehilangan itu sendiri. Ia memupuk ruang itu dari awal setiap harinya walau sedikit, sehingga saat kejadian itu menimpanya, Ia bisa bangkit bahkan menguatkan orang lain. Hal ini bukan aspek percintaan saja, berlaku juga untuk segala bidang. Dari tulisan ini, pupuklah walau sepercik, ruang untuk kehilangan, ruang untuk kegagalan, ruang untuk kesendirian agar saat terjadi padamu, tidak akan lama-lama untuk terus terpuruk.Â
Terima kasih dan jangan lupa untuk saksikan serial webnya pada platform yang resmi ya!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H