Pondok Mahasiswa dan Mahasiswa

Pondok Mahasiswa atau Pondok Pesantren Mahasiswa ataupun Pondok Tahfidz Quran adalah Pondok yang di mana biasanya Para Santrinya adalah Mahasiswa. Tidak jarang dijumpai para Mahasiswa yang Berkuliah di suatu Universitas adalah mereka yang merantau atau jauh dari rumah sehingga memilih untuk Mencari Tempat tinggal Di Kos, Mengontrak, Asrama ataupun Mondok. 

Mahasiswa yang memilih untuk mengekos, mengontrak, ataupun di asrama memiliki alasan Tersendiri. Dan ada juga yang memilih untuk Mondok, mereka yang memilih untuk mondok kebanyakan karena dari sebelum kuliah sudah mondok, sehingga yang katanya karena "emang suka dipondok" dan ada juga yang sebelumnya belum pernah mondok sama sekali, jadi mondoknya itu karena alasan dipondokkan ataupun dipaksa yang awalnya menolak untuk Mondok akhirnya Suka dan Nyaman Di Pondok.

Banyak yang pernah ngomong kalo mereka yang kuliah sambil Mondok itu Luar Biasa, sudah Dipondok Banyak Kegiatan ada yang mengaji, ada yang buat target hafalan, target murajaah dan lain-lain, bahkan ada yang sudah mondok, kuliah, tapi sempat-sempatnya buat ikut organisasi. 

Maka Dari itu Tidak jarang Banyak Pondok yang menerapkan Peraturan "Tidak boleh gabung organisasi" karena dikhawatirkan waktu untuk Kuliah dan Mondoknya Terganggu, istilahnya Amburadul gak bisa bagi waktu. 

Tapi sebenarnya hal itu tidak berlaku untuk mereka Para Mahasiswa yang Punya Tekad keluar dari zona nyamannya saat itu, dan memilih untuk mencari tantangan- tantangan di luar perkuliahan atau Pondok tapi dengan catatan harus Bisa membagi waktu.

Pondok mahasiswa yang bisa menjadi pembentukan karakter Bagi Para Santrinya terutama bagi Para Santri (Mahasiswa) yang belum pernah mondok sama sekali, sehingga membentuk Kebiasaan dan kepribadian yang baik seperti berikut:

1.Lebih ahli dalam meredam sifat yang egois

Bagi Santri Mahasiswa yang sebelumnya tidak terbiasa hidup bersama dengan orang lain apalagi dalam satu atap mungkin akan sulit dalam mengendalikan ego-nya terutama apalagi dilingkungan yang dulu tidak diajarkan hal seperti itu. tetapi bukankah ketika pembentukan karakter menjadi lebih baik lagi pada usia-usia 18> ke atas akan sulit? 

Justru ketika masa-masa menuju Pendewasaan ini Pribadi akan berusaha menahan egonya, karena di usia usia tersebut dan dengan kehidupan barunya dipondok tersebut mereka akan menyadari bahwa dirinya sudah harus dipaksa untuk dewasa karena bukan seperti anak-anak lagi yang segala keinginannya harus dipenuhi.

2. Belajar untuk mentoleransi setiap karakter dari Teman sepondok

Toleransi terhadap karakter teman sepondok memiliki kemungkinan yang mirip dengan belajar menahan ego, tetapi Toleransi karakter yang beragam terhadap teman sepondok adalah mungkin hal yang cukup baru bagi mereka terutamanya yang sebelumnya jarang bersosialisasi sampai sedekat itu, maka tak jarang bagi santri baru bercekcok dengan teman pondok lainnya. 

Dan bagi pribadi yang memiliki tekad untuk menjadi lebih dewasa lagi, maka juga akan menuntut dirinya untuk mencari solusi dan menyelesaikan masalahnya sendiri. Karena tidak disadari kadang terbentuk suatu pemikiran "bahwa mereka adalah teman satu pondok, yang seperti satu keluarga".

3. Mendorong untuk lebih paham akan Hak kepemilikan bersama dan Kepemilikan pribadi

Dalam hal kepemilikan, ketika kita berada di kehidupan di dalam pondok memang benar kita seperti keluarga bertemu setiap hari melakukan berbagai kegiatan Pondok bareng, mengerjakan Tugas Kuliah bareng dan banyak aktivitas lainnya yang dilakukan bersama-sama sudah seperti Keluarga bukan, tapi dipondok juga kita diajarkan untuk sadar terhadap barang milik pribadi dan mana barang yang milik bersama yang pasti kita bisa memakainya tanpa minta izin tetapi juga harus memiliki kesadaran untuk segera mengembalikan ke tempatnya untuk digunakan bergantian dengan yang lain, dan memang kerap kali terdapat suatu keluhan teman-teman pondok yang katanya "kalo pinjem gak bilang," "habis makek gak dikembalikan ketempatnya." Dan banyak lagi, sehingga peraturan-peraturan yang sebelumnya belum terlalu ditegaskan, ditegaskan kembali

4. Belajar untuk memanajemen waktu

Dan bagian yang Paling penting adalah bagaimana santri (mahasiswa) bisa memanajemen waktu dengan sebaik mungkin.   Apalagi sekarang, Perkuliahan sudah masuk seperti biasa, setelah kuliah seharian kita juga harus buat setoran hafalan meskipun sudah menjadi mahasiswa dan mengenai setoran tidak ada target wajib dari pondok yang tujuannya agar para mahasiswa tidak terbebani, tapi kita juga harus memiliki kesadaran masing-masing meskipun setelah kuliah seharian, dan ditambah lagi tugas kuliah yang menumpuk. 

Belum yang para santri mahasiswa yang gabung dalam suatu organisasi. Setelah kita belajar dan kemudian bisa memanajemen waktu maka tidak akan kesulitan dalam menjalani semua kegiatan yang padat tersebut.

Dari hal-hal di atas kita bisa setuju ataupun tidak bahwa Menjadi Mahasiswa sambil mondok adalah yang memiliki banyak manfaat dan juga menjadikan kehidupan perkuliahan kita menjadi lebih menantang. dan banyak Hal yang bermanfaat lainnya 

Berbagai hal positif di atas tidak setiap orang bisa mendapatinya hanya dalam 2 semester pertama, karena kemampuan beradaptasi setiap individu juga berbeda, yang pasti siapa pun yang memiliki niat sungguh-sungguh dalam berusaha maka  perlahan-lahan akan ada merasakan perubahannya, bagi seorang individu yang keras kepala pada awal-awal memasuki pondok akan merasakan seakan segala hal adalah paksaan, tapi tidak ada hal yang mustahil bagi makhluk sosial seiring berjalannya waktu akan nyaman pada lingkungan sosial yang baru dan bisa beradaptasi dengan berbagai hal karena hanya butuh paksaan saja, di -lingkungan pondok juga banyak para senior yang siap membantu sehingga tidak ada kata beban dalam kuliah dan mondok.  

Banyak dari mereka diluar sana yang ingin kuliah dan juga mondok sebagai poin plus seorang mahasiswa, masih yakin gak mau mondok sambil kuliah?