Pada sinetron Suara Hati Istri ini peneliti menemukan dua asumsi yang mendukung hasil penelitian ini. Asumsi ke dua dari teori kultivasi menurut (Saefudin & Venus, 2005) yang mengatakan "Semakin banyak seseorang menghabiskan waktu untuk menonton televisi, semakin kuat kecenderungan seseorang menyamakan realitas televisi dengan realitas sosial" dan asumsi ke lima menurut (Saefudin & Venus, 2005) yang mengatakan bahwa "Televisi membentuk Mainstreaming dan Resonance".
1.Semakin banyak seseorang menghabiskan waktu untuk menonton televisi, semakin kuat kecenderungan seseorang menyamakan realitas televisi dengan realitas sosial.
Hasil wawancara menunjukkan jika mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta menganggap bahwa penggunaan aktor anak pada sinetron ini sebenarnya merupakan salah satu realitas yang sedang terjadi di Indonesia. Realitas ini berangkat dari tingginya kasus pernikahan usia anak yang tinggi di Indonesia, sehingga Indosiar dianggap mengambil refleksi keadaan ini. Namun, hal negatif yang muncul sebagai ketakutan dari mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta adalah penerimaan persepsi bahwa pernikahan usia anak adalah suatu hal yang dianggap baik-baik saja karena ditayangkan di televisi dan mengalami romantisasi, karena persepsi ini juga yang muncul pada persepsi mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta sebagai hasil akhir dari menonton sinetron Suara Hati Istri. Salah satu pandagan lain yang muncul adalah jika anak-anak semakin sering menyaksikan sinetron ini maka ditakutkan dapat menciptakan sebuah penerimaan jika pernikahan usia anak adalah sesuatu yang wajar.
2.Televisi membentuk Mainstreaming dan Resonance
Mainstreaming terjadi pada penonton berat atau heavy viewer yang mengunakan relevisi sebagai sumber informasi primer, sehingga ketika simbol-simbol dari televisi mendominasi sumber informasi lainnya dan ide mengani duania, maka akan terjadi mainstreaming. Asumsi ini menggambarkan jika seseorang terlalu banyak mengambil sumber informasi utama dari televisi maka konstruksi realitas sosialnya akan mengalami pergerakan ke arah mainstream (Ricard West & Lyn H, 2013:88). Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan bersama mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta mengemukakan pandangan ini. Persepsi mainstreamin terbentuk pada pikiran mereka, karena dengan kondisi remaja Indonesia yang menggunakan televisi sebagai sumber informasi utama maka akan mengarahkan mereka pada pembenanran tindakan sosial pernikahan anak yang salah sebagai seseatu yang mainstream atau secara umum dilaukan dimana saja.
Resonance mengarah kepada proses penyamaan keadaan khalayak terhadap apa yang disaksikan. Khalayak cenderung menyamakan nilai yang dimiliki dengan apa yang ditayangkan di televisi. Realitas eksternal objektif (khalayak) beresonansi dengan realitas televisi (Ricard West & Lyn H, 2013:89). Pada wawancara yang dilakukan dengan mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta terdapat persepsi yang mereka berikan bahwa pada kalangan masyarakat saat ini terdapat anak-anak yang hidup pada lingkungan yang bisa saja memungkinkan mereka menyamakan keadaan mereka dengan apa yang mereka saksikan pada tayangan.
IV. Kesimpulan
Teori kultivasi lahir ketika kritik disampaikan dalam beragam bentuk, seperti harapan, pemberian tanggapan berupa sikap priahatin pengkritik Televisi terkait efek tayangan sinetro Suara Hati Istri. Teori kultivasi (Cultivation Theory) pertama kali dikenalkan oleh professor George Gerbner. Televisi sendiri hadir dengan membawa efek yang unik. Pada penelitian ini efek yang diteliti berupa persepsi yang muncul pada mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta. Hasil penelitian menemukan semakin banyak seseorang menghabiskan waktu untuk menonton televisi, semakin kuat kecenderungan seseorang menyamakan realitas televisi dengan realitas sosial dan televisi membentuk mainstreaming dan resonance sebagai dua bentuk persepsiyang muncul dalam peneltian ini.
Daftar Pustaka
Infante, D.A., Andrew S., R. & D. F. . (2003). Building Communication Theory. Long Grove: Waveland Press.
Junaidi. (2018). Mengenal Teori Kultivasi dalam Ilmu Komunikasi Cultivation Theory in Communication Science, 4(1), 42--51.
Nurudi. (2004). Komunikasi Massa. Malang: Cespur.