Â
Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu Riau. Menurut bukti sejarah seperti Prasasti Kedukan Bukit menunjukkan bahwa bahasa ini sudah digunakan selama pemerintahan Malayu dan Sriwijaya. Bahasa Melayu sudah digunakan oleh suku-suku kepulauan Indonesia untuk berkomunikasi dan berdagang. Bahasa kemudian tumbuh dan berubah sesuaikan dengan budaya dan kebutuhan orang-orang yang tinggal di sekitarnya.
      Bahasa Indonesia juga dianggap sebagai lingua franca, atau bahasa di mana orang-orang dari berbagai etnis di Indonesia berbicara satu sama lain (Yatimah et al.,2023). Jumlah orang yang berbicara bahasa Melayu tidak sebanyak orang yang berbicara bahasa Jawa, Sunda, atau Madura, tetapi bahasa Melayu digunakan di seluruh dunia dan melampaui batas bahasa. Karena hubungannya Jika dibandingkan dengan bahasa nusantara lainnya, bahasa Melayu tidak lagi dianggap sebagai bahasa asing.
 Karena strukturnya yang sederhana, bahasa Melayu mudah dipelajari. faktor psikologis seperti kerelaan dan keinsafan orang yang menggunakan bahasa Jawa dan Sunda, serta bahasa lain, untuk menganggap bahasa Melayu sebagai bahasa yang menyatukan Malayu adalah bahasa kebudayaan.
Kongres Pemuda kedua, yang diadakan dari 27 hingga 28 Oktober 1928 di Batavia, yang sekarang dikenal sebagai Jakarta, menetapkan komitmen untuk sebagai bahasa yang menyatukan orang-orang. remaja dari berbagai organisasi lokal mengucapkan janji yang disebut Deklarasi Sumpah Pemuda.
Ejaan Van Ophuijsen di Indonesia masih menggunakan bahasa melayu pada tahun 1901. Ejaan ini dibuat oleh orang belanda Charles A. Van Ophuijsen, yang merupakan pedoman resmi pertama. Pemerintah tidak mengakui empat ejaan bahasa Indonesia. Saat itu, ada ketegangan politik antara Indonesia dan Malaysia, yang merupakan salah satu penyebabnya. Tidak disarankan untuk menggunakan tanda hubung berulang dan standar satu fonem satu huruf.
16 Agustus 2022 adalah tanggal peluncuran EYD Edisi V untuk memperingati 50 tahun penetapan EYD pertama pada tahun 1972. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Suradi et al., (2024) Pedoman ejaan bahasa Indonesia dibuat untuk membantu orang-orang dan lembaga pemerintah dan swasta memahami dengan baik dan menggunakan bahasa Indonesia.
      Bahasa Indonesia menghargai kesukuan dan menyatukan bangsa, seiring perkembangan budaya, pengetahuan, dan teknologi, bahasa ini terus dikembangkan dan dijaga untuk memungkinkan komunikasi yang efektif dan tetap relevan saat ini. Gaya hidup masyarakat telah banyak diubah oleh perkembangan teknologi internet, dan dampak internet pada budaya Indonesia akan terus berlanjut.
Misalnya, karena ketersediaan dan kemudahan penggunaan alat komunikasi online yang tidak mengikat bahasa Indonesia yang benar, orang telah mengubah topik, cara berkomunikasi, frekuensi, dan kebiasaan mereka. Teknologi digital telah mengubah banyak aspek masyarakat, termasuk politik. Sebagaimana diizinkan oleh konstitusi negara, komunitas politik memiliki hak untuk terlibat dalam kegiatan politik. Namun, politik modern tidak terbatas pada pertemuan media langsung, yang memungkinkan para politisi berbicara di mana saja dan kapan saja. Bahasa Indonesia dapat ditemukan di mana pun.
Guru sering menghadapi masalah dalam penyampaian materi pembelajaran dengan cara yang sederhana bagi anak-anak. Hal ini memerlukan keahlian khusus dalam menyampaikan konsep dengan cara yang membuatnya mudah bagi siswa untuk memahaminya. (maryanti et al.,2021)
Bahasa asing dan bahasa gaul yang berasal dari media sosial menyulitkan pendidik. Karena kecenderungan siswa untuk terpapar dengan kosa kata dan gaya bahasa yang belum tentu sesuai dengan standar bahasa formal, guru harus melakukan lebih banyak upaya untuk mengajarkan siswa bagaimana menggunakan bahasa Indonesia dalam berbagai konteks komunikasi (Maghfiroh,2022).