Pemerintah Kabupaten Temanggung melalui program Bantuan Sosial Ketahanan Pangan memberikan sejumlah dana kepada beberapa kelompok tani terpilih di desa untuk melakukan pemberdayaan peternakan hewan ternak, salah satunya kambing.Â
Kelompok tani "Mina Maju" terpilih menjadi salah satu penerima dana bantuan sosial dari pemerintah daerah yang disalurkan melalui Dinas Peternakan Kabupaten Temanggung sejumlah 40 juta rupiah. Dana tersebut kemudian diminta untuk dibelikan sejumlah kambing oleh Dinas Peternakan Kabupaten Temanggung.Â
Dengan bimbingan tiim penyuluh peternakan yang telah dibentuk untuk membantu serta memantau proses berjalannya program ini, penyuluh peternakan memberikan beberapa saran terkait kriteria pemilihan kambing yang baik dan berkualitas.Â
Pertama, untuk jenis kambing yang akan dibeli yaitu berjenis kambing jawarandu dengan rincian kambing jantan sejumlah 3 ekor dan kambing betina sejumlah 16 ekor sehingga untuk total keseluruhan kambing yang ada yakni sejumlah 19 ekor.Â
Untuk ketentuan lainnya adalah berat badan kambing, untuk jantan yakni memiliki bobot 25 kilogram sedangkan betina memiliki bobot 20 kilogram. Harapan dari adanya program pemerintah daerah di bidang peternakan ini utamanya adalah untuk memenuhi kebutuhan daging di Kabupaten Temanggung serta untuk pembibitan ternak unggul di Kabupaten Temanggung.
Kelompok tani "Mina Maju" telah menjalankan usaha pembibitan ternak unggul ini selama kurang lebih 11 bulan dengan berbagai asistensi dan penyuluhan telah dilakukan oleh tim penyuluh peternakan dari Dinas Peternakan Kabupaten Temanggung guna mendukung serta memantau berlangsungnya program pemerintah daerah ini.Â
Namun, dalam pelaksanaannya belum terealisaskan dengan maksimal. Tedapat sejumlah laporan setiap bulannya dari kelompok tani "Mina Maju" terkait kematian kambing dan kelahiran kambing yang dipelihara.Â
Dalam laporan yang diterima oleh tim penyuluh pertanian yang telah dibentuk, terdapat 9 ekor kambing yang mati, diantaranya 2 ekor kambing jantan dan 7 ekor kambing betina.Â
Berdasarkan hasil pemeriksaan dari dokter hewan yang diutus oleh Dinas Peternakan Kabupaten Temanggung, penyebab kematian kambing yakni karena terserang penyakit gudik atau scrabies.Â
"Setelah saya mengunjungi lokasi kandang kambing, saya melihat beberapa kambing mulai menggosok-gosokkan tubuh mereka pada hal-hal disekitar mereka karena terasa gatal" terang dr. Nurul seorang dokter hewan yang ditugaskan oleh Dinas Peternakan untuk melakukan pemeriksaan langsung di lokasi kandang.Â
Penyakit gudik ini berasal dari serangga atau parasite tungau yang menyebabkan kerusakan pada lapisan kulit sehingga menimbulkan gatal-gatal pada ternak. Penyakit ini diketahui juga dapat menyerang dengan mudah jika salah satu ternak yang terkena penyakit ini menyentuh ternak lainnya yang sehat.Â
Jadi disarankan jika ternak mengalami penyakit gudik untuk dipisahkan kandangnya dengan ternak lainnya yang sehat agar tidak terjadi penularan lebih lanjut.Â
Terkait hal ini untuk mencegah adanya penyakit gudik yang menyerang kambing lainnya maka dokter memberikan vaksin antiobiotik yang disuntikkan pada 10 ekor kambing sehat yang tersisa.
Tidak hanya laporan kematian ternak, tim penyuluh pertanian juga mendapatkan laporan mengenai kelahiran bayi kambing yakni dengan total 7 ekor anak kambing telah lahir dalam kurun waktu 11 bulan terakhir secara bertahap dengan rincian 5 ekor anak kambing jantan dan 2 ekor anak kambing betina.Â
Namun, dalam jangka waktu 2 sampai 14 hari ketujuh anak kambing tersebut mati secara bertahap. "Ada yang setelah 2 hari lahir langsung mati dan ada juga yang baru berumur 14 hari mati" Ucap ketua kelompok tani "Mina Maju".Â
Penyebab kematian anak kambing ini dikarenakan induk anak kambing tersebut mati sehingga tidak ada yang menyusui anak kambing. Sempat diberikan susu pengganti untuk dikonsumsi anak kambing yakni susu dengan menggunakan dot bayi dengan harapan anak kambing tersebut dapat bertahan dan tumbuh menjadi kambing dewasa, namun pada kenyataannya anak kambing tidak dapat bertahan hidup dan akhirnya mati.Â
Dalam hal ini para anggota kelompok tani mengaku telah merugi hingga jutaan rupiah untuk pakan ternak selama 11 bulan terakhir, pasalnya hingga kini peternakan kambing yang dijalankan belum membuahkan hasil laba sedikitpun.
Setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dan investigasi terkait masalah kematian ternak ini dengan melibatkan seluruh anggota kelompok tani yang ada terdapat sejumlah kendala yang diungkapkan oleh anggota kelompok.Â
Diantaranya, anggota kelompok mengaku kewalahan dalam melakukan rutinitas merawat ternak seperti rutin membersihkan kandang, melakukan pengecekan pakan ternak, memandikan hewan ternak, serta pemantauan terhadap sejumlah ternak yang ada karena kekurangan tenaga kerja.
 Sebagian besar anggota kelompok ini adalah seorang petani yang menghabiskan waktunya di sawah sehingga untuk sembari merawat ternak pikiran mereka menjadi tidak fokus. Mereka juga mengakui bahwa kurang memiliki pengetahuan terkait dunia peternakan ini.Â
Pada intinya permasalahan ini disebabkan akan kurangnya sumber daya manusia yang ada dan keterbatasan tenaga kerja serta waktu yang ada. Sehingga perlu adanya penyuluhan terkait bagaimana cara merawat ternak dengan baik dan bagaimana cara Menyusun manajemen waktu yang baik untuk merawat ternak.
Tim penyuluh pertanian pada akhirnya melakukan evaluasi terhadap permasalahan ini. Pertama, kandang kambing dijadikan satu dengan ayam dan marmot sehingga hal ini berpengaruh terhadap kesehatan kambing yang ada.Â
Kedua, kebersihan kandang atau kotoran harus dibersihkan setiap harinya agar tidak menjadi sarang penyakit bagi hewan dan lingkungan sekitarnya. Ketiga, masalah pakan yakni rumput yang sudah jatuh dari tempat makan tidak boleh diberikan kembali pada kambing untuk dimakan.Â
Keempat, setiap seminggu sekali kambing harus dimandikan dan dijemur guna mencegah tumbuhnya penyakit pada kambing. Kelima, ketika kambing betina bunting atau hamil tidak boleh diberi makan dedaunan yang masih muda karean memiliki kadar air yang terlalu tinggi sehingga dapat memicu penyakit diare pada kambing.Â
Keenam, disarankan untuk memberikan makanan terbaik pada ternak kambing seperti, rumput pacong dan rumput odot. Ketujuh, ternak disarankan untuk diberi nutrisi tambahan, misalnya ketela pohung, fermentasi kangkung, katul jagung, EM4, dan ampas tahu untuk mempercepat pertumbuhan ternak sehingga menghasilkan kualitas ternak yang baik, berkualitas, dan unggul.
Tindakan lebih lanjut akan dilakukan tim penyuluh peternakan untuk mengatasi serta mencegah masalah ini. Tim akan melakukan peningkatan sumber daya manusia terhadap anggota kelompok tani.Â
Akan dilakukan juga pelatihan pengelolaan pakan ternak dengan mendatangkan narasumber yang berpengalaman dalam bidang peternakan kambing ini guna memberikan ilmu untuk memperbaiki cara kerja yang sudah ada ini agar nantinya tujuan dari program pembibitan ternak unggul ini dapat terealisasikan dengan maksimal.Â
Selanjutnya akan dilakukan pelatihan mengenai cara produksi rumput unggul untuk pakan ternak sehingga nantinya ternak mendapatkan nutrisi yang cukup sehingga menghasilkan ternak yang bernilai unggul untuk kemudian memenuhi kebutuhan daging kabupaten.Â
Kemudian, untuk menutupi kerugian yang ada, nantinya para anggota kelompok tani akan diberikan penyuluhan terkait pengolahan kotoran ternak sehingga memiliki kualitas bagus dan nilai jual yang tinggi.Â
Evaluasi ini nantinya akan dipertimbangkan kembali untuk diterapkan di kelompok lainnya agar nantinya permasalahan kegagalan pembibitan ternak unggul akibat penyakit dan kurangnya kebersihan lokasi peternakan dapat dicegah sedini mungkin.Â
"Hasil evaluasi dan pemantauan kami ini nantinya akan kami share kepada tim penyuluh lain yang menaungi kelompok tani dipenjuru Kabupaten Temanggung ini" tutur salah satu penyuluh dari tim penyuluhan pertanian Dinas Peternakan Kabupaten Temanggung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H