Mohon tunggu...
Aida Najma Chumaira _PWK_UNEJ
Aida Najma Chumaira _PWK_UNEJ Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Jember

Mahasiswi Fakultas Teknik Universitas Jember Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Upaya Pembibitan Ternak Unggul Gagal, Mengapa?

21 September 2022   16:40 Diperbarui: 21 September 2022   16:43 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Jadi disarankan jika ternak mengalami penyakit gudik untuk dipisahkan kandangnya dengan ternak lainnya yang sehat agar tidak terjadi penularan lebih lanjut. 

Terkait hal ini untuk mencegah adanya penyakit gudik yang menyerang kambing lainnya maka dokter memberikan vaksin antiobiotik yang disuntikkan pada 10 ekor kambing sehat yang tersisa.

Tidak hanya laporan kematian ternak, tim penyuluh pertanian juga mendapatkan laporan mengenai kelahiran bayi kambing yakni dengan total 7 ekor anak kambing telah lahir dalam kurun waktu 11 bulan terakhir secara bertahap dengan rincian 5 ekor anak kambing jantan dan 2 ekor anak kambing betina. 

Namun, dalam jangka waktu 2 sampai 14 hari ketujuh anak kambing tersebut mati secara bertahap. "Ada yang setelah 2 hari lahir langsung mati dan ada juga yang baru berumur 14 hari mati" Ucap ketua kelompok tani "Mina Maju". 

Penyebab kematian anak kambing ini dikarenakan induk anak kambing tersebut mati sehingga tidak ada yang menyusui anak kambing. Sempat diberikan susu pengganti untuk dikonsumsi anak kambing yakni susu dengan menggunakan dot bayi dengan harapan anak kambing tersebut dapat bertahan dan tumbuh menjadi kambing dewasa, namun pada kenyataannya anak kambing tidak dapat bertahan hidup dan akhirnya mati. 

Dalam hal ini para anggota kelompok tani mengaku telah merugi hingga jutaan rupiah untuk pakan ternak selama 11 bulan terakhir, pasalnya hingga kini peternakan kambing yang dijalankan belum membuahkan hasil laba sedikitpun.

Setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dan investigasi terkait masalah kematian ternak ini dengan melibatkan seluruh anggota kelompok tani yang ada terdapat sejumlah kendala yang diungkapkan oleh anggota kelompok. 

Diantaranya, anggota kelompok mengaku kewalahan dalam melakukan rutinitas merawat ternak seperti rutin membersihkan kandang, melakukan pengecekan pakan ternak, memandikan hewan ternak, serta pemantauan terhadap sejumlah ternak yang ada karena kekurangan tenaga kerja.

 Sebagian besar anggota kelompok ini adalah seorang petani yang menghabiskan waktunya di sawah sehingga untuk sembari merawat ternak pikiran mereka menjadi tidak fokus. Mereka juga mengakui bahwa kurang memiliki pengetahuan terkait dunia peternakan ini. 

Pada intinya permasalahan ini disebabkan akan kurangnya sumber daya manusia yang ada dan keterbatasan tenaga kerja serta waktu yang ada. Sehingga perlu adanya penyuluhan terkait bagaimana cara merawat ternak dengan baik dan bagaimana cara Menyusun manajemen waktu yang baik untuk merawat ternak.

Tim penyuluh pertanian pada akhirnya melakukan evaluasi terhadap permasalahan ini. Pertama, kandang kambing dijadikan satu dengan ayam dan marmot sehingga hal ini berpengaruh terhadap kesehatan kambing yang ada. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun