Mohon tunggu...
Mustofa Ludfi
Mustofa Ludfi Mohon Tunggu... Lainnya - Kuli Tinta

Bapak-bapak Beranak Satu :)

Selanjutnya

Tutup

Roman

Siluet-Buku I (Lumbung)-3

26 Agustus 2024   11:59 Diperbarui: 31 Agustus 2024   13:10 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Koleksi Pribadi

Pagi itu, bapak-bapak mendatangi rumahnya. Jumlahnya sekitar lima belas. Si yatim kecil ini hanya bisa menggigit jari. Ia tidak mampu berbicara banyak atau bertanya lebih tentang kedatangan mereka. Sementara ibunya telah lebih dulu tergolek lemas di ranjang reot peninggalan sang bapak. 

Lumbung seperti ingin berteriak tapi ia tidak mengerti harus meneriakkan apa. Yang di depannya hanyalah abstraksi kehidupan. Jari-jari takdir yang sebentar lagi akan menggamitnya. Ia tak mampu membicarakan itu semua. Meski kelak, ia sendiri yang akan menjalaninya. 

Lumbung melihat dengan detail bagaimana tembok-tembok itu runtuh satu per satu. Kenangan masa kecilnya tidak bisa dipungut lagi. Semuanya telah bercampur dengan tanah. Rumah Lumbung ditelan tanah. Puing-puing hanya menyisakan emosi yang terkemas rapat.  

Kata Lumbung, bapak-bapak itu memang tidak tahu bagaimana rasanya menjadi yatim. Lalu Lumbung kecil menangis sejadi-jadinya. Telinga bapak-bapak itu sudah telanjur tuli. Air mata Lumbung tak terjawab. Menetes. Mengaliri pipinya yang pucat. Lalu jatuh ke tanah. Membahasi apa saja yang ada di sana.

Sekarang, lembar-lembar masa lalu itu perlahan-lahan ditutup. Lumbung, sang yatim kecil, kini telah menjadi remaja yang perkasa. Remaja yang telah terdaftar sebagai mahasiswa. Ada masa depan yang siap didekap. Ada persahabatan yang selalu hangat. Sejak dulu, Lumbung selalu menginginkan rumah dan keluarga baru. Ia telah menemukannya sekarang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun