Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?
Filosofi Ki Hajar Dewantara yang kemudian dikenal dengan Pratap Triloka memberikan tuntunan bagi kita tentang bagaimana seorang pemimpin pembelajaran harus bijak dalam mengambil sebuah keputusan.Â
Dimana seorang pemimpin harus memberikan suri tauladan dan menjadi garda terdepan ketika sebuah keputusan telah ditetapkan (Ing ngarso sung tulodo). Sehingga seluruh unsur sekolah yang terlibat akan merasa terpanggil untuk melakukan melaksanakan kebijakan yang ditetapkan tersebut.Â
Begitu juga saat keputusan sedang berjalan, seorang pemimpin harus memberikan arahan dan bimbingan agar warga sekolah termotivasi dengan bimbingan yang diberikan oleh kita sebagai pemimpin, sehingga tidak kehilangan arah (Ing madyo mangu karso).Â
Ketika warga sekolahnya memerlukan dukungan, maka seorang pemimpin harus meluangkan waktu untuk mendukungnya sepenuh hati (Tut wuri handayani).
Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
Nilai-nilai kebajikan yang tertanam dalam diri kita adalah karakter yang kita miliki. Tentu saja, ini mempengaruhi pada bagaimana kita menentukan sebuah keputusan.Â
Hal-hal yang kita pikirkan akan diasimilasikan dengan nilai-nilai kebajikan yang kita tanamkan, sehingga harapannya akan memberikan dampak yang sesuai dengan nilai kebajikan tersebut. Namun hal ini tidak mudah, karena dalam praktiknya di lapangan, akan berbenturan dengan nilai kebajikan yang diyakini oleh orang lain.Â
Seyogyanya kita harus mempertimbangkan juga resiko terkecil dan kebermanfaatan dari keputusan yang kita ambil. Sehingga sebelum memutuskan sebuab kebijakan, kita perlu untuk mengkomunikasin dan mendiskusikannya dengan beberapa pihak terkait untuk memperoleh pemahaman bersama tentang tujuan ditetapkannya sebuah keputusan tersebut.
Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada sebelumnya.