*
dalam lumatan senja
kehangatan berbuku buku
kental di kantung matamu
seperti tak bertangis, tak berair mata
tak pula berlumut lumut sepi
melainkan berbalut senyum
di dalam lipatan sajak ini.
*
dalam lebih dekat malam
kerinduan seakan melejang
dalam rentang pelukmu
sementara saputan api api lampu
membenderangi kota
mendiangi tubuh kita
yang sedang menjadi satu
"kota ini dan aku masih saja seperti dulu
mencintaimu tanpa penjelasan,"
ujarku tak jelas
—sebab bibirku belum kau lepas
"kota ini dan aku pun masih saja seperti dulu
tak juga berhasil membencimu dan kunang kunang,"
balasmu perlahan
kemudian diam
*
sementara suara C.J Snare menindih lengang
yang mengurung malam kota
,
sekelompok kunang kunang
berputar teratur di atas kepala kita.
***
(Sungai Buluh, 6 Agustus 2014)
—entah kenapa ingin menulis sebuah cerpen dari puisi ini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H