Mohon tunggu...
Vienna Johan
Vienna Johan Mohon Tunggu... Guru - GURU SMKN2 KAB TANGERANG

Saat kita rapuh dan terjatuh, yakinlah ada SANG MAHA KUAT yang sangat menyayangi kita sebagai umatnya oleh sebab itu sabar berusaha tawakal dan minta pada SANG MAHA HEBAT yang menciptakan bumi tanpa Pondasi, membuat langit tanpa tiang, semua tergantung pada keyakinan ada diri kita sendiri, yakin selalu ada pelangi di setiap badai

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Peran Orang Tua dalam Mendukung Proses Pembelajaran Online Anak-Anak Mereka

15 Maret 2024   13:00 Diperbarui: 16 Maret 2024   10:29 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendapatan orang tua dan pendidikan anak terkait

Berdasarkan temuan, dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar peserta merasakan bahwa pendapatan orang tua adalah salah satu faktor yang paling penting bagi mereka. Fakta yang menunjukkan kesulitan atau ketidakmampuan orang tua untuk membantu anak-anak mereka belajar di rumah karena aktivitas mereka yang sibuk erat kaitannya dengan pendapatan mereka. Temuan ini mengonfirmasi apa yang telah lama diteliti oleh Mayer (2002, hlm. 30) bahwa pendapatan orang tua erat kaitannya dengan "setiap dimensi kesejahteraan anak-anak mereka". Misalnya, anak-anak dari orang tua yang kaya umumnya lebih sehat, berperilaku lebih baik, lebih bahagia, dan memiliki pendidikan yang lebih baik selama masa kanak-kanak mereka dibandingkan dengan keluarga miskin. Namun, dalam beberapa kasus, Mayer (2002, hlm. 66) menyimpulkan bahwa efek pendapatan orang tua dapat bervariasi tergantung pada beberapa variabel. Temuan penting lainnya menunjukkan bahwa peserta, yang pendidikannya relatif lebih tinggi, tidak tampak memiliki masalah serius dalam mendukung proses pembelajaran online anak-anak mereka. Meskipun harus mengajar siswanya, peserta yang bekerja sebagai guru SD masih dapat mengelola proses pembelajaran anak-anaknya dengan baik. Temuan ini relevan dengan studi Dey (2010) yang menyatakan bahwa pendidikan orang tua memiliki dampak signifikan pada anak-anak mereka.

MANAJEMEN WAKTU

Berdasarkan temuan tersebut, dapat diidentifikasi bahwa manajemen waktu adalah tema kedua yang dianggap penting oleh para partisipan. Namun, peneliti mengidentifikasi bahwa masalah manajemen waktu pada dasarnya terjadi karena masalah keuangan yang dihadapi oleh orang tua. Misalnya, pekerja yang pekerjaannya menjadi lebih sulit karena pemutusan hubungan kerja yang diberlakukan pada banyak rekan kerjanya membuatnya tidak mampu mendukung anak-anaknya sepenuhnya. Begitu pula dengan masalah manajemen waktu yang juga muncul pada wanita pengusaha kecil, yang harus melayani pembelinya, sehingga membuatnya tidak mampu mendukung pembelajaran online anak-anaknya. Terakhir, pengangguran menghadapi tantangan serupa karena tidak dapat menemani anak-anaknya karena harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Singkatnya, manajemen waktu hanya dipertimbangkan oleh mereka yang memiliki masalah pendapatan dan bukan oleh guru yang masih dapat mengelola waktunya untuk mengajar murid-muridnya sambil menemani anak-anaknya di rumah. Temuan ini relevan dengan penelitian Lv dan Lin (2017, hlm. 53) yang menunjukkan pendapatan keluarga sebagai faktor penting yang mendukung tingkat pendidikan anak-anak mereka. Misalnya, keluarga yang memiliki situasi keuangan yang baik umumnya dapat menyediakan sumber daya pendidikan yang lebih banyak bagi anak-anak mereka. Di sisi lain, keluarga dengan pendapatan rendah umumnya sibuk dengan pekerjaan berbayar rendah mereka, sehingga membuat mereka tidak mampu mendukung pembelajaran anak-anak mereka sepenuhnya (Lv, & Lin, 2017, hlm. 53).

Proses pembelajaran anak-anak menimbulkan lebih banyak tantangan bagi orang tua. Temuan juga menunjukkan bahwa anak-anak yang lebih muda menimbulkan masalah yang lebih serius bagi orang tua mereka. Berdasarkan ungkapan verbal orang tua yang dihasilkan dalam wawancara, dapat diinterpretasikan bahwa anak-anak yang lebih muda membutuhkan mereka untuk bekerja dan menghabiskan lebih banyak waktu. Hal ini terjadi karena anak-anak yang lebih muda biasanya akan menghadapi masalah dalam pembelajaran melalui media online. Berbeda dengan kakak mereka yang lebih tua, pembelajaran online belum terlalu akrab bagi anak-anak.

Meskipun studi perbandingan yang meneliti dampak pembelajaran online pada berbagai usia tidak umum ditemukan, studi yang meneliti proses pembelajaran anak-anak melalui media online mengkonfirmasi kesulitan anak-anak dalam pembelajaran secara virtual. Secara khusus, Putri et al. (2020) mengidentifikasi bahwa siswa Indonesia umumnya terbiasa berinteraksi secara sosial dan fisik. Oleh karena itu, pergeseran proses pembelajaran melalui media online mungkin telah mengubah cara mereka biasa berinteraksi, sehingga membuat mereka tidak dapat berinteraksi secara alami. Dengan kata lain, studi ini mendukung kesepakatan dari penelitian lain bahwa usia yang lebih muda menimbulkan lebih banyak tantangan dan membutuhkan lebih banyak keterlibatan dari orang tua mereka (Daniela et al., 2021; Ribeiro, et al., 2021).

Terakhir, studi ini juga mengindikasikan beberapa faktor penentu yang saling terkait. Dari faktor-faktor ini, kesejahteraan dan pendidikan orang tua ditemukan sebagai faktor penentu yang paling penting yang menghasilkan faktor-faktor lain seperti manajemen waktu, dan ketidakmampuan pedagogis (Afifah, 2021; Palma, et al., 2021). Temuan ini relevan dengan temuan lain yang diindikasikan oleh Ribeiro et al. (2021) yang mengkonfirmasi bahwa COVID 19 tidak hanya menyulitkan orang dengan ujian, sebenarnya juga memberikan kesempatan bagi mereka yang memiliki kualitas tertentu untuk lebih sering mendampingi anak-anak mereka. Temuan ini relevan dengan partisipan yang bekerja sebagai guru dan mengklaim tidak memiliki masalah baik dalam mengajar murid-muridnya maupun mendampingi anak-anaknya belajar di rumah.

Meskipun menyoroti masalah dan temuan yang cukup penting, beberapa keterbatasan studi harus diakui. Pertama, studi ini dilakukan dalam studi kasus yang melibatkan partisipan yang sangat terbatas. Selain itu, data yang dikumpulkan dalam studi ini sebagian besar dihasilkan dari wawancara terbuka. Meskipun wawancara mungkin memberikan lebih banyak kesempatan bagi partisipan untuk mengungkapkan ide, beberapa bias atau ketidakpahaman karena perbedaan latar belakang antara partisipan dan peneliti dapat memengaruhi hasil wawancara. Studi lebih lanjut dapat melibatkan penghubung atau informan sehingga partisipan akan lebih mudah untuk mengungkapkan ide-ide mereka. Instrumen lain, seperti kuesioner, juga dapat digunakan, terutama ketika partisipan memiliki latar belakang pendidikan yang relatif lebih tinggi.

KESIMPULAN

Jelas bahwa pandemi telah menciptakan banyak masalah dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Lebih khusus lagi, pandemi ini telah memengaruhi generasi muda Indonesia lebih dari orang dewasa (Kusumaningrum, et al., 2021). Mengingat disparitas kesejahteraan di Indonesia, pemerintah harus mengidentifikasi dengan cermat mereka yang mengalami masalah keuangan dan menawarkan mereka bantuan yang komprehensif. Sampai saat ini, dukungan yang diberikan oleh pemerintah hanya berfokus pada paket ekonomi, yang dilakukan secara terpisah. Idealnya, keluarga yang rentan secara ekonomi ini juga harus diberi lebih banyak dukungan dalam menangani atau mendukung proses pembelajaran anak-anak mereka. Memberikan dukungan finansial semata hanya akan membantu orang tua secara sementara namun tidak pendidikan anak-anak mereka. Misalnya, pemerintah dapat menyediakan program yang lebih terintegrasi, yang ditawarkan kepada keluarga yang rentan secara ekonomi, sehingga keluarga-keluarga ini dapat belajar untuk bertahan hidup serta mengelola keluarga mereka dengan baik. Studi lebih lanjut dapat dilakukan menggunakan metode penelitian yang lebih kompleks sehingga generalisabilitasnya dapat lebih dijamin.

UCAPAN TERIMA KASIH

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun