Mohon tunggu...
Ahyarros
Ahyarros Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger | Editor book | Pegiat literasi dan Perdamaian |

Blogger | Editor book | Pegiat literasi dan Perdamaian |

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Asyik, Ngabuburit di Menara Masjid Hubbul Wathan Lombok

15 Juni 2017   12:48 Diperbarui: 18 Juni 2017   20:16 1545
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gerbang utama, Islamic Center (Foto Ahyar ros)

Lombok tak hannya dikenal dengan sekeping pulau Surga tersembunyi dari timur, namun sangat kondang dengan sebutan ribuan masjidnya. Sejauh kaki melangkah jalan raya di Lombok, beraneka urnamen dan artisitektur masjid akan kita jumpai.

Tak heran jika, banyak peneliti dan wisatawan asing menyebutnya dengan julukkan, "Bumi Seribu Masjid". Gemerlapnya Seribu Masjid terlihat menawan kala Ramadhan tahun ini. Seperti apakah aktivitas warga Pulau Seribu Masjid selama bulan Puasa ini?

Angin dingin menerpa wajah saya dan tiga teman lainnya saat menuju kawasan Masjid Hubbul Wathan (Islamic Center), yang terletak di tengah Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat.

Walau sudah sering bertandang ke pusat wisata religi ini, namun ini adalah kali pertama saya mencoba menapaki menara kembar menjulang kekar ini. Saya menyaksikan, menara ini menjadi incaran para pengunjung, yang hendak Ngabuburit (menanti beduk magrib), tak terkecuali wisatawan lokal, tapi wisatawan asing pun terpicut datang.

Seorang teman, Saiful Fikri (34) pun tak sabaran ingin melihat Kota Mataram dari ketinggian. Setelah membayar tiket, kami diantar menuju ke lift lantai dsar Masjid Hubbul Wathan atau yang lebih dikenal dengan Islamic Center, ke puncak menara dengan ketinggian 114 meter.

Dalam hitungan 5 menit, kami pun menapaki menara berlantai 15 itu, tepatnya dilantai tiga belas. Di atas menara, tampak juga bebarapa remaja penuh sukacita memandangi suasana diluar jendela lantai tiga belas itu. Sebagian diantara mereka berfoto dengan aneka gaya.

Mulai dibangun 2013, kemudian dioprasikan pada Musabaqoh Tilawatil Qur'an (MTQ) Nasional, 27 Juli 2016 oleh Gubernur Nusa Tenggara Barat, Muhammad Zainul Majdi atau akrab disapa Tuan Guru Bajang (TGB). Dinamakan Masjid Hubbul Wathan, untuk menegaskan rasa kecintaan masyarakat NTB pada tanah airnya, Indonesia. Kami mendekati tangga menara utama itu, "Mau naik menara ya?" Budi menanyakan hasrat kami naik menara Asmaul Husna sore itu. Sambil menunggu giliran, Budi meminta kami menuggu sejenak.

Ngabuburit di Menara Islamic Center (Foto Ahyar ros)
Ngabuburit di Menara Islamic Center (Foto Ahyar ros)
Biasanya menara dibuka setiap hari, dari 08.00 pagi, hari libur pun tetap buka. Pelayanan tutup, hingga sebelum adzan magrib berkumandang.

“Semenjak datangnya Bulan Suci Ramadhan ini, minat warga Nusa Tenggara Barat terus berdatang ke Islamic Center. Tujuan mereka untuk Ngabuburit di menara 99 Asmaul Husna”. Kata Budi, asal Dasan Agung penjual tiket menara cerita pada saya, pada Jumat pekan lalu.

Pada akhir pekan pengunjung rata-rata berkisar 300-400 perhari, tapi saat bulan puasa berlipat menjadi 600 orang. Jumlah pengunjung bulan lalu sebelum puasa mencapai 500 orang. Sementera data yang Ngabuburit di Menara Masjid Hubbul Wathan, berkisar antara 70-90 perhari," Tambah pria Pemuda Nahdlatul Wathan ini.

Obyek wisata Menara Masjid Hubbul Wathan, Lombok, yang dibuka untuk umum pada 2013, kini menjadi favorit warga Nusa Tengara Barat untuk Ngabuburit bersama keluarga. Menara yang dipakai hannya satu, yaitu paling depan pintu masuk utama, Islamic Center. Menara Asmaul Husna ini paling tinggi diantara empat menara lainnya yang menjulang tinggi.

Di puncak menara dengan kapasitas 70 orang itu, mata bisa leluasa melihat-lihat Kota Mataram, dari menara berlantai 15 ini, semua ruas jalan pemukiman, gang kecil, hingga komplek-komplek lainnya di Mataram terlihat jelas. Tak hannya itu, Lombok Barat pun terlihat pandang jelas dari menara utama ini.

Sore itu, jika cuaca cerah tak berkabut, pegunungan Pusuk, gunung Sari, yang memagari Mataram bisa terlihat gagah. Biasanya para pengunjung yang Ngabuburit lebih banyak menghabiskan waktunya selama 15-20 menit mengitari menara, seraya menatap keindahan Kota Mataram berbudaya dan religius dan menanti datannya waktu berbuka.

Menara Asmaul Husna yang pucuknya serupa, bale lumbungrumah adat suku Sasak. Sejatinya menara Islamic Center ini dibangun setinggi 114 meter, filosofinya melambangkan sifat-sifat Allah SWT. Sedangkan makna ketinggian 114 adalah, diambil dari surat dalam kitab suci Al-Qurán yang terdiri dari 114. Menara ini menjadi bagian utama dari Islamic Center. Bangunan masjid ini dirikan pada lahan seluas 7,5 hektar ini bisa menampung 17 ribu aggota jamaah dan menelan biaya sekitar Rp 356 miliar.

Koordinator Menara kembar Islamic Center dan aset Mahdan memberikan penjelasan pada saya, dari hasil penjualan karcis menara pengunjung naik Ngabuburit dipakai oleh badan penggelola untuk membayar biaya operasional masjid Islamic Center.

"Sebelum datannya bulan Ramadhan, menara pun sudah dioprasikan, sedangkan hasil dari karcis ini, diperuntukan buat menambah semua operasional yang ada di Masjid Islamic Center,"Cerita Mahdan sambil berjalan menemani kami Ngabuburit di Menara Islamic Center.

Secara keseluruhan, Islamic Center dirancang sebagai kawasan terintegrasi didalamnya terdapat sarana peribadatan, seperti gedung pertemuan, kawasan pendidikan, bisnis, perpustakaan, kawasan perkantoran, perhotelan dan fasilitas pengembangan kebudayaan ke-islaman terbesar dikawasan timur Indonesia.

Harga tiket naik menara Islamic Center cukup murah. Berkisar antara 5.000-6.000 per-orang. Pengunjung yang naik, akan bisa menlihat pemandangan Kota Mataram, dari dua lantai, pertama lantai 9 dan lantai paling akhir, yakni lantai 13. Bagi Anda yang Ngabuburit di Menara Islamic Center ini, tak afdol rasanya, jika belum menapaki puncak menara.

Selain tempat peribadatan,Islamic Centerpun dirancang menjadi lokasi untuk ibadah semata. Namun sebagai pusat peradaban dan kajian ke-islaman, lebih dari itu, Islamic Center dijadikan tempat melepas penat, usai sholat berjamah, pengunjung bisa duduk selonjoran dan berbaring melepas lelah seraya menyaksikan urnamen dan arsitektur yang kaya dengan keindahan. Bagi Anda yang sekedar mampir, Islamic Center bisa jadi alternatif lawatan Anda.

Gerbang utama, Islamic Center (Foto Ahyar ros)
Gerbang utama, Islamic Center (Foto Ahyar ros)
Ramadhan kali ini, Masjid Hubbul Wathan, Nusa Tenggara Barat mengelar Pesona Khazanah Ramdhan, dirangkaikan dengan berbagai kegiatan, seperti pengajian majlis rutin dilaksanakan setiap waktu, Zuhur, Azhar, Magrib, Isyha dan Subuh, Bazar buku, pameran foto wisata religi, pameran reflika benda sejarah Islam di Lombok, lomba memanah, mengambar untuk anak-anak, kaligrafi dan masih banyak rangkaian kegiatan lainya.

Serangkaian kegiatan ini membuat Khazanah Ramdahan 2017 di Lombok atau yang dijuluki dengan Pulau Seribu Masjid tak pernah sepi, warga yang datang silih berganti tiada henti. Untuk warga NTB yang mau menikmati indahnya Islamic Centerdan Kota Mataram dari ketinggian 114 meter, sekaligus Ngabuburit masjid Hubbul Wathan bisa dijadikan lokasi paling tepat menanti datangnya waktu berbuka puasa bersama keluarga. Semua kegiatan ini terbuka untuk umum.

Dari lantai sembilan menara Islamic Center, saya berdiri, dari  gerbang utama terlihat ratusan jamaah bergegas masuk untuk berbuka bareng, ada yang mengambil air wudhu dan lansung masuk ruang utama. Bersama tiga orang teman lainnya, saya pun memanggil, petugas lif menara untuk segera turun menuju Bazar Ramadhan, yang terletak sebelah barat lapangan bersebrangan Masjid At-Taqwa, Mataram. Beduk pun terdengar berbunyi, menandakan waktu berbuka puasa telah tiba. Seorang teman disamping saya berpisik, 


"Sudah waktunya kita menegguk Cendol es racikan langganan kita, bu Mar Dasan Agung," bisik Hairul Segar teman Ngabuburit, yang tak tahan lagi menyeruput manisnya Cendol es, sebutir kurma dan sekerat kue lapis.  

Bagi kami, Ngabuburit di Masjid Hubbul Wathan kali ini, akan selalu membuat kami rindu dan terkenang sepanjang tahun. Tak melulu tentang keindahan menara, Asmaul Husna, namun aneka kegiatan, Pesona Khazanah Ramadhan 2017, menjadi cerita perjalanan spiritual, yang penuh cerita dan makna Ramadhan, yang tak kami temukan di negeri lain. Tentang ketulusan dan kerendahan hati untuk berbagi dan kepedulian antara sesama merupakan perjuangan kemanusiaan yang akan terus terkenang. 

"Masyallah, asyiknya Ngabuburit tahun ini di Islamic Center," Celetuk Ima mahasiswa Universitas Mataram, yang duduk disamping saya. Bagi Anda, yang belum Ngabuburit ke Menara Masjid Hubbul Wathan, Islamic Center, silahkan datang.  

“Tulisan ini diikut sertakan dalam lomba Blog #RamadhanDiLombok 2017 yang selenggarakan oleh Republika dan Pemerintah Nusa Tenggara Barat”

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun