Di sini keharuan menyeruak, bagaimana sebuah kota yang baru saja dihantam gempa ternyata masih berisi orang-orang yang penuh semangat dan tidak pernah berlama-lama tenggelam dalam kesedihan setelah bencana. Hingga Agustinus harus terhenti untuk mewujudkan mimpi perjalanan panjang melintas benua itu. Didapatinya sebuah kabar, ibunda terkena kanker. Ia akhirnya kembali ke tanah kelahirannya; pulang. Di samping ibunda dia bersujud, luruh semua cerita perjalanan panjang dan kebanggaannya menaklukkan banya negara yang keras dan kejam.
Di samping ibunda dia hanya jadi seorang anak yang selalu merasa belum berbakti, hanya bisa merasa kerdil melihat kekuatan hati seorang wanita yang sudah membesarkannya dengan keringat dan air mata. Tapi justru di samping ibundanyalah dia mengerti tentang makna perjalanan yang selama ini dicarinya. Membaca buku Titik Nol ini seakan membaca skenario sebuah perjalanan yang jauh lebih dalam.
Tentang perjalanan ke dalam diri sendiri yang direfleksikan dengan perjalanan panjang ke beberapa negara yang tak lazim. Alur buku ini dikemas begitu apik seperti kurva; ada ketegangan, ada keharuan, ada kelucuan dan tentu saja ada perenungan yang dalam. Skenario tentang perjalanan yang benar-benar penuh makna. Selebihnya banyak kisah yang pantas untuk direnungkan, tentang makna sebuah perjalanan.
Judul buku : Titik Nol; Makna sebuah Perjalanan
Penulis : Agustinus Wibowo
Penerbit : Gramedia Pustaka
Tahun terbit : 2013
Tebal buku : xi +552 halaman