Asumsi saya terkait dengan kepanikan yang terjadi akibat penyakit corona ini adalah dengan adanya berita-berita media sosial yang turut memberitakan penyakit ini. Berita yang pada dasarnya sumbernya tidak diketahui, siapa yang menulisnya, datanya dari mana, apakah benar atau tidak.Â
Ibu memang tidak pandai bahkan tidak bisa menggunakan media sosial (kebanggaan tersendiri bagi saya). Akan tetapi, kehidupan di sekitarnya turut meneruskan berita-berita yang ada lewat ucapan. Begitulah makhluk sosial. Kabar baiknya adalah: hal itu menjadi pemicu kewaspadaan.
Segera menjadi jelas bahwa, media sosial sangat berperan dan menjadi salah satu alat penggerak sosial. Ada hal positif dan negatif dengan adanya media sosial ini, tergantung mau diapakan. Walaupun sudah ada aturan yang membatasi kebebesan di media sosial (hoaks, ujaran kebencian, dsb), melalui Undang-Undang ITE, tapi masih banyak masalah sosial yang berakar dari media sosial itu sendiri.
Terlepas dari hal di atas; Ibu telah menyiapkan pakaian ganti dan makanan kesukaan untuk menyambut anaknya tercinta.
Otam, 31 Maret 2020.
Editor, by: Nova Salim
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H