Latar Belakang
Di lembaga pendidikan, keuangan memiliki peran yang signifikan (Burger, 2015). Akibatnya, manajemen keuangan yang baik sangat penting untuk memastikan bahwa proses pendidikan mencapai tujuannya. Penyempurnaan kurikulum pendidikan dan pelaksanaannya melalui pengelolaan keuangan kegiatan belajar mengajar guru, dan pelaksanaan akademik siswa menjadi fokus utama pengelolaan keuangan pendidikan.
Administrasi keuangan sekolah harus mempertimbangkan sejumlah standar etika, termasuk standar keadilan, efektivitas, keterbukaan, dan tanggung jawab publik. Peraturan berlaku untuk penggunaan anggaran sekolah oleh sekolah, yang digunakan untuk mendanai operasional institusi publik dan swasta sebagai institusi pendidikan.
Data dunia nyata menunjukkan bahwa memelihara dan mengembangkan fasilitas pendidikan, membayar guru dan pekerja pendukung lainnya, dan operasional operasional sekolah lainnya, semuanya membutuhkan pengelolaan keuangan yang baik. Pemerintah menawarkan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk membantu masalah pembiayaan operasional di sekolah (Subkhi Widyatmoko, 2017). Untuk membantu siswa membayar biaya pemeliharaan dan perbaikan sekolah, biaya ujian umum harian, dan biaya instruktur, BOS diberikan kepada dinas pendidikan di sekolah dan madrasah.
Untuk memenuhi tujuan pendidikan, prasarana dan sarana yang memudahkan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar harus sesuai dengan standar. Pendidikan tidak dapat berfungsi dengan baik tanpa infrastruktur yang memadai. Infrastruktur dan fasilitas pendidikan harus dipelihara dengan baik karena merupakan bagian integral dari pengelolaan pendidikan (Latifah, 2017). Bangunan, tanah, dan alat-alat administrasi merupakan contoh fasilitas Hal ini dapat membantu siswa dalam memahami proses akademik agar lebih relevan, unggul, dan menghibur. yang dipekerjakan langsung di kegiatan belajar mengajar di kelas. Jika tidak ada sarana prasarana pendidikan maka pembelajaran akan terhambat dan akan berpengaruh pada hasil belajar siswa.
Menurut penelitian Anam, sekolah harus efektif mengelola dan mempertanggungjawabkan sumber daya keuangan masyarakat agar kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pendidikan terus meningkat. Selain itu, ia menemukan dalam penelitiannya bahwa manajemen keuangan yang baik harus digunakan dalam pengadaan sarana dan prasarana, mulai dari perencanaan hingga pembelian, penyimpanan, penyediaan, pemeliharaan, dan penggunaan, hingga pemantauan.
Untuk melengkapi infrastruktur pendidikan di SDN Kejaban, pengelola sekolah harus memahami dan mengkaji pengelolaan keuangan lembaganya. Kekhasan penelitian ini terletak pada transparansi, ketegasan, dan keterlibatan masyarakat di setiap elemen kehidupan sekolah, khususnya di bidang pengelolaan uang dan pengelolaan infrastruktur.
Metode
Pembuatan laporan ini menggunakan metodologi studi kasus kualitatif. Dalam hal ini, para sarjana menyelidiki dan memahami caranya SDN Kejaban mengelola keuangannya untuk mendukung infrastruktur pembelajarannya. Dalam penelitian ini, sekretaris, bendahara, dan pimpinan semuanya berperan sebagai informan. Untuk mendapatkan data yang benar dari topik yang diteliti, pendekatan pengumpulan data menggunakan observasi partisipan, wawancara, dan dokumentasi. Reduksi data, visualisasi data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi semuanya digunakan dalam proses analisis data. Kredibilitas, transferabilitas, dependabilitas, dan konfirmabilitas digunakan untuk mengevaluasi validitas data untuk memastikan bahwa data tersebut dapat diandalkan dan akurat.
Pembahasan
Keuangan Sekolah
Di SDN Kejaban, anggaran merupakan pernyataan proyeksi kinerja yang akan diselesaikan dalam jangka waktu yang diukur dalam satuan moneter. Strategi tersebut disusun dengan hati-hati dan mencakup setiap aspek bagaimana lembaga dijalankan. Semua aktivitas ini ditentukan dalam unit keuangan dan masih relevan di masa mendatang.
Tata Arum (2019) mengklaim bahwa proses di SD Kejaban untuk menyiapkan anggaran infrastruktur dimulai dengan pertemuan dengan pimpinan, dewan guru, komite sekolah, dan yayasan untuk membahas perencanaan kebutuhan fasilitas dalam satu tahun pelajaran. Pertemuan ini akan membuat pilihan tentang isu-isu seperti bagaimana mengevaluasi infrastruktur dan fasilitas saat ini, bagaimana memprioritaskan pengadaan fasilitas, dan bagaimana mewujudkan rencana tersebut dengan memperoleh infrastruktur dan fasilitas yang diperlukan.
Perencanaan anggaran untuk penyelesaian sarana dan prasarana akan didasarkan pada Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS). Menurut Fia (2019), sebelum membuat RAPBS biasanya kita melakukan identifikasi sumber pendanaan sekolah. Apa pengeluaran untuk setelah belajar dari mana input berasal? Hal ini dilakukan untuk menilai situasi keuangan dan mulai menetapkan tuntutan pada sekolah, khususnya dalam hal infrastruktur dan struktur.