Gedung World Trade Center (WTC) ambruk pada 11 September 2001. Bikin heboh seluruh dunia. Hingga terkenal dan dikenal sebagai Tragedi 9/11.
Di tengah2 ambruknya WTC muncul nama Tania Head. Mengaku sebagai salah satu korban selamat. Saat dia berada di dalam gedung, dia menyaksikan pesawat United Airlines nomor penerbangan 175 menuju arahnya sebelum akhirnya menabrak lantai 78 gedung, tempat Tania berada.
Semua orang percaya cerita Tania. Termasuk polisi2 setempat yang katanya profesional. Tidak ada yang curiga kalau ceritanya adalah bohong, palsu dan tidak benar.
Sebenarnya semua orang dan polisi tidak pernah tahu siapa sebenarnya Tania yang namanya dipopulerkan media2 massa setelah Peristiwa 9/11. Polisi tidak pula mau menyelidiki dan menyidik. Padahal banyak ceritanya yang aneh dan janggal alias tidak konsisten.
Enam tahun kemudian kebohongan Tania terungkap oleh New York Times (NYT) tanpa sengaja. Ketika itu NYT tengah mencari sosok inspiratif untuk dimuat dalam tulisan terkait peringatan ke-6 Tragedi 9/11. Â "Nama aslinya bahkan bukan Tania Head melainkan Alicia Esteve Head," kata penulis 'The Woman Who Wasn't There', Angelo Guglielmo dalam News.com.au. "Saat terjadi Tragedi 9/11, Tania tidak berada di AS. Ia sedang mengambil sekolah bisnis di Barcelona, Spanyol," jelas Guglielmo.
Meski sudah kebongkar kebohongannya namun Tania tak pernah mengakuinya. Apalagi meminta maaf. Dia masih berharap namanya tetap dikenal dan terkenal sebagai korban tragedi 9/11. Berarti motif Tania berbohong sederhana saja. Dia ingin jadi orang terkenal atau ngetop.
Begitu pula pemerintah Amerika dibawah Presiden Bush dengan CIA, FBI dan Mossad tidak pernah mengaku berbohong. Mereka menyatakan menyatakan WTC dihancurkan Osama bin Laden dari Afghanistan.
Sebelum penduduk dunia sadar menjadi korban kebohongan Amerika dan kebohongan Tragedi 9/11 kebongkar Amerika langsung menghukum Afghanistan. Berupa hukuman bombardir dari darat, laut dan udara. Bahkan menguasainya dan menjajahnya hingga sekarang. Brusaha menguras habis2an semua kekayaan alam negeri tersebut.
Setelah kebohongan Tragedi 9/11 kebongkar sejumlah ahli namun Amerika tidak pernah mengaku berbohong apalagi meminta maaf. Membiarkan kebohongan menjadi catatan sejarah sebagaimana kebohongan2 lainnya yang pernah dibuat penguasa2 di dunia.
Dengan demikian  motif Amerika berbohong tidaklah sesederhana mortif berbohongnya Tania melainkan begitu kompleks. Salah satunya menghancurkan kekuasaan Osama bin Laden dengan Talibannya di Afghanistan. Termasuk menghancurkan Islam dan Muslim di dunia yang dikampanyekan sebagai agama teroris dan tersangka teroris.
Berdasarkan kebohongan Tania dan kebohongan Amerika berkaitan Tragedi 9/11 maka kebohongan Ratna Sarumpaet bisa ditemukan motifnya. Kebohongan Ratna meski hanya berlangsung satu hari dan Ratna itu sendiri yang membongkar kebohongan dirinya ternyata punya motif kompleks. Salah satunya menghancurkan nama baik Prabowo Subianto. Kiranya Prabowo gugur sebagai capres oposisi yang bersaing dengan capres Jkw yang petahana.
Sebenarnya kebohongan Ratna berlangsung bertahun-tahun sebagaimana kebohongan Tania dan Amerika. Biar omongan Prabowo mengenai Ratna digebukin tiga lelaki terus viral dan menyebar ke mana2 dan di mana2 sehingga menjadi laporan polisi.
Setelah Prabowo memberi laporan polisi mengenai Ratna digebukin tiga lelaki barulah polisi melakukan penyelidikan dan penyidikan. Biar kebongkar kalau Ratna berbohong. Otomatis laporan Prabowo ke polisi bisa dianggap sebagai laporan palsu.
Dengan tuduhan laporan palsu maka polisi punya alasan hukum untuk membuat Prabowo dan kawan2nya mondar-mandir diperiksa polisi. Pemeriksaannya menjadi berita utama media2 massa dengan berbagai gorengan yang membuat Prabowo hangus kebakar. Bisa jadi popularitasnya anjlok. Bahkan ada pula kemungkinan KPU menggugurkan pencapresannya. Jadilah capres Jkw capres tunggal. Menang tanpa ada saingannya. Sukses menjadi presiden dua periode.
Sayangnya kebohongan Ratna hanya berlangsung satu hari saja. Berakibat motif buat menghancurkan Prabowo menjadi gagal. Bisa jadi Ratna yang Kristen merasa tidak enak hati dengan Prabowo yang juga berasal dari keluarga Kristen. Terlebih lagi Prabowo begitu baiknya dengan dirinya selama ini. Karenanya Ratna yang memang tidak terbiasa berbohong berusaha kembali menjadi Ratna yang jujur meski namanya hancur. Dia mengaku berbohong dengan kebohongan yang berumur satu hari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H