Mohon tunggu...
Ahsan Jihadan Aulia Kariem
Ahsan Jihadan Aulia Kariem Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi 2021, Di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Hobi membuat karya foto ataupun video

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pandangan Masyarakat terhadap Minoritas Perempuan Bercadar di Serang, Provinsi Banten

2 Januari 2023   21:52 Diperbarui: 4 Mei 2023   03:45 928
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapa si yang tidak mengetahui perempuan bercadar?. Bagaimana pandangan dalam masyarakat?

"Dari perempuan bercadar, pandangan yang dirasakan ketika adanya perempuan menggunakan sebuah cadar dianggap mereka tidak kaffah dalam beragama. Bahwasannya mereka yang mengenakan cadar hanya dianggap sebagai fashion saja, bukan semata-mata taat terhadap perintah agama."

Saat ini, jumlah wanita bercadar masih tergolong minoritas di Indonesia terutama di Serang, Prov. Banten. Masyarakat masih awam terhadap perempuan yang menggunakan pakaian tertutup atau cadar, sedangkan di masyarakat kita terutama perempuan banyaknya yang tidak menggunakan cadar. 

Selain itu para perempuan yang mengenakan cadar selalu dapat ejekan dari beberapa masyarakat, seperti menyebut bahwasannya pakaian tersebut aneh, Ninja, berlebihan dan sebagainya.

Mereka beranggapan juga bahwa cadar merupakan budaya dari Timur Tengah. Namun mereka yang bercadar berpandangan bahwa cadar adalah salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. 

Pakaian cadar juga selain menjalankan perintah agama, cadar juga digunakan sebagai kebutuhan, dimana rasa kenyaman saat memakainya karena menutupi tubuh perempuan secara utuh. Selain itu, perempuan yang memakai cadar memberikan sebuah rasa nyaman dan aman dalam mengontrol diri.

Menurut Novri & Yohana, 2016  (dalam Sujoko & Khasan, 2019) yang menjelaskan bahwa keberadaan wanita bercadar pada umumnya mendapat reaksi yang beragam dari masyarakat yang tidak sedikit diantaranya memiliki stigma negatif. Wanita bercadar diidentifikasikan sebagai kaum minoritas karena memiliki penampilan yang berbeda dan mencolok dibandingkan dengan wanita muslim pada umumnya. Selain itu, keberadaan mereka dianggap sebagai sesuatu yang asing sehingga menghambat adanya interaksi yang lebih dekat dengan masyarakat.

Menyatakan bahwa ketertutupan komunitas bercadar dapat menghambat proses sosial. Salah satu faktor terpenting dalam membentuk persepsi interpersonal adalah ekspresi wajah. Berbagai isyarat non-verbal, termasuk ekspresi wajah, penting dalam berkomunikasi, karena dapat menunjukan suatu perasaan atau emosi dari seseorang yang terlibat dalam komunikasi yang dimana akan terjadinya sebuah fenomena diskriminasi.

Fenomena diskriminasi terhadap perempuan bercadar yang terjadi saat ini sebenarnya merupakan efek dari Islamofobia, sebuah istilah kontroversial yang mengacu pada prasangka dan diskriminasi terhadap umat Islam. Islamophobia meningkat di masyarakat, terutama di dunia internasional setelah adanya kasus bom bunuh diri yang membawa tentang islam.

Berdasarkan beberapa narasumber yang saya lakukan penelitian dimana mereka menyampaikan bahwasannya selama menggunakan cadar mengalami hambatan dalam beradaptasi, dimana awalnya mereka merasa kurang nyaman akan pandangan masyarakat kepadanya, serta perkataan yang dikeluarkan masyarakat kepada dirinya, terkadang mereka merasa tidak kuat atas perlakuan negative serta diskriminatif terhadap dirinya. Akibatnya mereka berfikiran kembali untuk tetap istiqomah menggunakan cadar atau melepaskannya untuk sesaat ataupun selamanya.

Fenomena ini relevan dengan teori pengaruh minoritas (minority influence), dimana menurut Moscovici (Dalam et al., 2019) menawarkan gagasan pengaruh minoritas (minority influence) sebagai sebuah pendekatan untuk menganalisis fenomena adanya pengaruh minoritas yang membawa perubahan besar di suatu tempat.

Dimana kita ambil contoh keminoritasan wanita bercadar seharusnya bisa menunjukan gaya perilaku yang penuh percaya diri dan menampakan keyakinan yang tinggi. Apabila mereka sebagai perempuan bercadar menjadi minoritas tersebut ragu-ragu terhadap keberadaannya, mayoritas cenderung lebih sulit untuk menerima keberadaan mereka. Seharusnya, para perempuan bercadar ini lebih mau terbuka kepada masyarakat, apabila masyarakat masih tidak bisa menerima kehadiran dirinya, cobalah tetap melakukan pendekatan dengan baik.

Walaupun kebanyakan masyarakat memandang wanita bercadar pada saat ini sudah negative, karena ada beberapa oknum yang membuat pandangan mereka menjadi buruk termasuk contohnya para wanita bercadar yang ada di Serang, Provinsi Banten, dimana para wanita-wanita yang bercadar menjadi oknum pelaku dalam kejadian bom bunuh diri. Hal tersebut merupakan aksi yang biasa yang dilakukan oleh anggota kelompok ISIS, dimana biasanya mereka melakukan aksi tersebut dengan membawa-bawa atribut agama serta menggunakan pakaian yang tertutup sesuai dengan ciri khas orang yang beragama Islam, salah satunya menggunakan pakaian cadar. Terjadinya kasus ini membuat beberapa kalangan masyarakat memikirkan hal negative, karena hal itu membuat para perempuan yang mengenakan cadar pada saat berada di tempat umum merasa tidak nyaman, diakibatkan pandangan masyarakat kepada dirinya.

Pada saat ini para perempuan bercadar mulai bersosialisasi kepada masyarakat, dimana sekarang sudah banyak organisasi-organisasi teruntuk perempuan yang ingin hijrah kejalan yang lebih baik. Disana bukan hanya berisikan perempuan bercadar saja, perempuan yang tidak bercadar pun ada, mereka saling berbagi ilmu tentang agama islam.

Referensi Utama:

Dalam, P., Sosial, P., & Maryam, E. W. (2019). Diterbitkan oleh UMSIDA PRESS Tahun 2019 1 (M. P. Septi Budi Sartika (ed.)). UMSIDA PRESS.

Sujoko, S., & Khasan, M. (2019). Gambaran Hubungan Interpersonal Wanita Bercadar. Psikostudia: Jurnal Psikologi, 8(2), 62. https://doi.org/10.30872/psikostudia.v8i2.2979

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun