Dahulu, sekitar tahun 1997 pernah terjadi banjir bandang lumpur yang luar biasa dari lereng Gunung Arjuno. Hal tersebut dikarenakan dampak kebakaran hutan, banyaknya pohon-pohon besar yang tumbang, adanya oknum yang menggunduli hutan, dan tidak adanya kepedulian masyarakat akan pentingnya merawat ekosistem hutan. Dari keperhatinan itulah Gus Ulum hijrah untuk merawat lereng Arjuno dengan cara jalan cintanya.
"Kalau saya hanya memikirkan keuntungan pribadi, tanpa mengindahkan prinsip konservasi lingkungan, kebagian apa anak cucu kita kedepan?" ungkap Gus Ulum dengan penuh ceria di Padepokan Wonosantri. "Kalau semua sumberdaya alam kita habiskan (budidaya tanpa prinsip keberlanjutan) akan mendapatkan air darimana anak cucu kita?" lanjut beliau kembali.
Dari cerita kedua sosok diatas, kita menemukan beberapa orang yang dengan tulis mengabdikan dirinya untuk kelestarian alam, kecintaan dan ketulusan itulah yang kemudian hari menghasilkan banyak manfaat yang dirasakan oleh masyarakat luas, hutan yang dulunya gersang dan kering kembali hijau ditangan itu, sumber-sumber air tetap melimpah airnya untuk ekosistem hutan hingga bisa memberikan kemanfaatan bagi petani lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H