Mohon tunggu...
Ahsani Fatchur Rahman
Ahsani Fatchur Rahman Mohon Tunggu... Guru - Guru di Pesantren

Mentari pagi akan selalu hadir bersama kita, dengan ribuan harapan dan cita-cita

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mbah Sadiman dan Gus Ulum

21 April 2022   06:15 Diperbarui: 21 April 2022   06:18 460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tantangan Mbah Sadiman melakukan penghijauan pun tak hanya dalam hal menaklukan medan hutan, namun juga harus menghadapi reaksi miring dari warga sekitar, termasuk keluarganya sendiri. Di mana ia pernah dianggap gila atas upaya penyelamatan lingkungan yang dilakukannya tersebut. 

Karena menukar kambing, bibit tanaman cengkeh dan jati miliknya yang dijual atau barter dengan bibit pohon beringin ___ yang dianggap tidak menghasilkan keuntungan materi. 

Tanaman yang telah ditanam Mbah Sadiman bahkan juga sempat dirusak karena dianggap mengganggu akses jalan serta menghalangi tanaman rumput warga.

Tak hanya sekedar menanam, pria kelahiran 4 Februari 1954 itu pun merawat pohon yang ia tanam, mulai dari memberi pupuk hingga menyianginya. Upaya penyelamatan lingkungan tersebut akhirnya membuahkan hasil, kini warga dapat merasakan manfaat dari puluhan ribu pohon yang telah Mbah Sadiman tanam bertahun-tahun di sisi tenggara lereng Gunung Lawu tersebut. 

Setidaknya sekitar 3.000 warga dapat menikmati air bersih yang mengalir dari Hutan Gendol serta bebas dari krisis air ketika musim kemarau tiba. 

Atas dedikasinya yang tak kenal lelah tersebut, Mbah Sadiman pun mendapat sejumlah penghargaan. Mulai dari, Penghargaan Kalpataru yang diberikan Presiden Joko Widodo di Istana Negara pada 2016, hingga penghargaan sebagai tokoh inspiratif Reksa Utama Anindha (Penjaga Bumi yang Penuh Kebijakan) dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Inisiatif penghijauan tanpa pamrih oleh Mbah Sadiman untuk menggerakan perubahan yang mendukung kelestarian lingkungan menjadi salah satu wujud aksi nyata dari Revolusi Mental, khususnya dalam Gerakan Indonesia Melayani dan Gerakan Indonesia Bersih. 

Memperingati Hari Pahlawan yang jatuh setiap tanggal 11 November, Mbah Sadiman menjadi sosok pahlawan penghijauan dari Wonogiri atas dedikasinya yang mampu membuat hutan kembali hijau dan mata air kembali mengalir. Ia memberikan teladan dan inspirasi bagi kita semua untuk memberi manfaat bagi orang banyak.

Kedua, Gus Ulum pemuda berusia 40 tahun, adalah putra dari Almarhum KH. Djalil Randuagung Kecamatan Singosari Kabupaten Malang. Gus Ulum juga memiliki gerakan hampir sama dengan Mbah Sadiman. 

Gus Ulum hijrah ke Dusun Bodean Desa Toyomarto sekitar 10 tahun lamanya, beliau membentuk gerakan penghijauan dan perbaikan alam bernama Wonosantri, hampir setiap hari Beliau menanam pohon disepanjang lereng gunung Arjuno, selain itu Gus Ulum juga berhasil mengenalkan varietas kopi Lemar (Lembah Arjuno) pada kancah internasional sebagai kopi arabica grade terbaik dan masuk dalam jajaran kopi favorit di Amstirdam Coffee.

Usaha Gus Ulum tidak pernah sia-sia dan tahun ini mendapatkan beberapa gelar kehormatan sebagai salah satu orang yang berhasil membuat gerakan perbaikan lereng Gunung Arjuno yang disupport dari berbagai lembaga, mendapatkan karpet hijau dari Pemerintah Jawa Timur sebagai KTH Wonosantri dengan legalitas dan dukungan yang tak main-main. Latar belakang Gus Ulum ini bertujuan untuk membentuk pertanian kopi dengan prinsip konservasi lingkungan dan pemberdayaan petani lokal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun