Mohon tunggu...
Ahmad Saifullah
Ahmad Saifullah Mohon Tunggu... -

manusia yang terus berjuang menjadi manusia

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Poligami itu Regami

13 Desember 2012   16:36 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:43 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ini tak hubungkan teman-temanku, biar pada kesini, tapi nanti aku dikasih murah ya Mas." sambil mengangkat HP seorang ibu muda mencoba menghubungi teman-temannya yang ada di kantor sebelah.

Ibu lainnya basa basi tanya kepada Markasep, "jadi bakul itu kesel Mas ya," "jangankan jualan Bu, Wong tidur aja kesel kok, apalagi ditiduri lebih kesel lagi" seloroh Markasep mengundang tawa para pegawai yang diantaranya juga pegawai laki-laki.

Diantara kerumunan karyawan itu ada yang nyambung lagi tentang pembicaraan 'ditiduri' tadi. "Biasanya kalau kemanten baru melakukan hubungan intim sehari bisa beberapa kali. Tapi kalau pasangan udah lama biasanya seminggu cuma sekali." timpal karyawan laki-laki yang pakai sepatu boot. Mulut belum juga mingkem, "tidak semua lelaki begitu," tegas salah satu karyawan perempuan. Disusul suara gaduh saling sahut menyahut, "berarti garwo ne Bu Irma masih greng terus tiap malam." "hahahaha..."

Di susul saling sahut pernyataan, tapi Markasep belum sempat kenal satu persatu karyawan. Markasep hanya bisa menuturkan ulang diskusi kusir mereka, "Manten baru dan manten lawas, menentukan durasi hubungan intim menunjukkan bahwa manusia selalu merasa bosan dengan sesuatu yang sudah lama, dan menyukai sesuatu yang baru."

"Maka posisi orang poligami itu layaknya seloroh 'golek seng anyar' atau mencari yang baru. Dan tidak bisa dipungkiri kadang mengefek kepada 'habis sepah dibuang' untuk istri tuanya."
"Logikanya bila seorang ingin nikah lagi itu sama halnya ingin memperbaharui gairah seksnya agar terus fresh dan on."

"Coba begini saja, jika seseorang mau nikah tolong cari pasangan yang secara jasadiah lebih jelek daripada istrinya yang pertama. Tentu sangat jarang yang mau. Kenyataan dimana-mana seseorang yang nikah lagi itu tentu memilih yang secara fisik lebih cantik, bahenol dari istri yang pertama. Tentunya sangat wajar kalau yang mendapat perhatian yang baru, dengan sensasi citarasa baru."
Pembicaraan para karyawan itu terus menjurus kepada poligami. Markasep hanya bisa mendengarkan. Terlepas apakah diantara mereka ada yang melakukan poligami atau tidak. Yang jelas pembicaraannya semakin sengit dan rame.

"Re berarti kembali gami diambil dari kata game atau permainan. Orang yang poligami itu kebanyakan karena alasan regami. Mengulang permainan dengan lawan jenis yang berbeda agar menemukan cita rasa yang baru."

"Maka hukum kewajarannya selalu manusia lebih condong menyukai hal dan barang yang baru, daripada yang lama. Maka bagaimana mungkin manusia bisa berbuat adil kepada istri-istrinya, kalau terjadi ketimpangan perhatian tersebut."

Poli juga bisa dimaknai sebagai ngepolke peli, atau memanjakan nafsu syahwat, sedangkan gami berasal dari kata inggris game yang artinya permainan.

Jadi seseorang yang melakukan poligami, sesungguhnya menyimpan gejolak bara untuk melampiaskan permainannya dalam menggairahkan libido syahwatnya.
Tentunya, istilah-istilah itu berangkat dari kenyataan dan sangat terbuka untuk didiskusikan.

Paesan, 1 Shafar 1434 H
13 Desember 2012 (23:26)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun