Qais kemudian mengembara tanpa arah dan membiarkan tubuhnya tak terurus.
Sampai-sampai rambutnya penuh debu dan semrawut. Ia mengarungi padang pasir yang luas dalam terik matahari yang membakar tubuhnya, seperti panas hatinya yang terbakar oleh cinta kepada Layla.
Pada ahkirnya Majnun mencoba melempar kekecewaannya dengan mendaki gunung demi gunung dan memasuki hutan-hutan belukar, tanpa manusia. Ia menyendiri, merindu dan menangis. Ia kemudian bersahabat dengan para binatang. Mereka menyayangi Qais,yang manusia itu, dan ia juga menyayangi mereka. Mereka saling menyayangi. Bersambung....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H