Mohon tunggu...
Raihan Ahmil Rizki
Raihan Ahmil Rizki Mohon Tunggu... Mahasiswa - Bandung, 14 Februari 2000

Mahasiswa PPG UPI 2023

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menemukan Kodrat dan Kesenangan dalam Pembelajaran Matematika

7 Desember 2023   20:05 Diperbarui: 7 Desember 2023   20:20 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan adalah perjalanan panjang yang melibatkan tidak hanya penyerapan pengetahuan tetapi juga pembentukan karakter dan pemahaman diri. Perjalanan pendidikan di Indonesia merupakan jalan yang panjang sehingga pendidikan di Indonesia akan menjadi lebih membentuk peserta didik dalam membangun tujuan bangsa.

Baru-baru ini, saya mengikuti materi "Perjalanan Pendidikan Nasional" yang memberikan pencerahan baru terkait cara saya memandang dan mendekati pembelajaran di kelas. Artikel ini mencerminkan refleksi saya atas perubahan diri yang akan saya terapkan di sekolah dan kelas saya.

Menemukan Kodrat yang Diinginkan Siswa

Satu hal yang mencolok dari materi ini adalah urgensi untuk membantu siswa menemukan kodrat yang diinginkan dalam diri mereka. Sebagai pendidik, saya menyadari bahwa memberikan pengetahuan saja tidak cukup, kita harus menjadi panduan bagi siswa untuk menjelajahi potensi dan minat mereka.

Saya berusaha untuk menciptakan ruang di kelas yang memungkinkan siswa untuk mengidentifikasi dan mengembangkan bakat mereka. Melalui proyek-proyek pribadi, dialog reflektif, dan bimbingan personal, saya bertujuan untuk memfasilitasi perjalanan siswa dalam menemukan tujuan hidup dan karir mereka. Ini bukan hanya tentang prestasi akademis, tetapi juga tentang membimbing mereka untuk hidup sesuai dengan nilai-nilai dan impian pribadi mereka.

Matematika yang Menyenangkan untuk Dipelajari

Materi ini membuka mata saya terhadap peran penting kesenangan dalam pembelajaran, terutama dalam konteks matematika yang seringkali dianggap sulit dan kurang menyenangkan. Saya bertekad untuk merombak cara saya mengajar matematika agar menjadi lebih dinamis dan menghibur.

Penggunaan permainan, aplikasi teknologi interaktif, dan aktivitas kreatif akan menjadi bagian integral dari kurikulum matematika saya. Siswa tidak hanya akan belajar konsep-konsep matematika, tetapi mereka juga akan merasakan kegembiraan dan tantangan yang menyertainya. Saya percaya bahwa melalui pendekatan ini, matematika bukan lagi menjadi sosok yang diajarkan, melainkan petualangan intelektual yang menarik.

Pembelajaran yang Berpusat pada Siswa dalam Matematika

Siswa bukan lagi hanya objek penerima informasi tetapi menjadi subjek aktif dalam proses pembelajaran. Melalui penerapan pendekatan berpusat pada siswa, saya ingin mengubah kelas menjadi ruang di mana ide-ide dan pertanyaan siswa dihargai dan didorong.

Pembelajaran berbasis proyek, diskusi kelompok, dan penggunaan metode kolaboratif akan menjadi strategi pokok dalam mengajar matematika. Ini bukan hanya tentang memahami konsep, tetapi juga mengembangkan keterampilan berpikir kritis, kerja sama, dan komunikasi. Siswa akan terlibat aktif dalam pembelajaran, membentuk pemahaman mereka sendiri, dan merasakan tanggung jawab atas perjalanan pendidikan mereka.

Pembelajaran dengan Pendekatan Budaya dalam Upaya Melestarikan Warisan

Satu aspek yang memukau dalam materi ini adalah peran budaya dalam pembelajaran. Saya melihat potensi besar untuk memasukkan pendekatan budaya dalam pengajaran matematika, terutama di daerah dengan kekayaan budaya yang luar biasa.

Saya berencana untuk mengintegrasikan nilai-nilai budaya lokal dalam konteks matematika. Melalui cerita, lagu, dan aktivitas yang mencerminkan budaya setempat, siswa akan tidak hanya memahami konsep matematika tetapi juga merasa terhubung dengan warisan budaya mereka. Ini bukan hanya tentang pembelajaran matematika, tetapi juga tentang melestarikan dan memperkuat identitas budaya siswa.

Pembelajaran dengan Keterlibatan Lingkungan Sekolah dan Sekitarnya untuk Memenuhi Kebutuhan Zaman

Materi ini memberikan pemahaman yang dalam tentang pentingnya melibatkan lingkungan sekolah dan sekitarnya dalam pembelajaran. Saya berencana untuk menjembatani antara kelas dan dunia luar, mengajak lingkungan sekitar sebagai mitra dalam pendidikan.

Melalui proyek-proyek kolaboratif, kerjasama dengan bisnis lokal, dan inisiatif yang melibatkan komunitas, siswa akan mendapatkan pengalaman langsung dengan aplikasi matematika di kehidupan nyata. Saya percaya bahwa dengan cara ini, mereka tidak hanya akan memahami relevansi matematika dalam kehidupan sehari-hari, tetapi juga dapat bersiap menghadapi kebutuhan zaman yang terus berubah.

Kesimpulan

Materi "Perjalanan Pendidikan Nasional" telah membuka mata saya terhadap potensi transformasi dalam pengajaran matematika. Refleksi ini bukan hanya tentang perubahan metode pengajaran tetapi juga tentang menciptakan lingkungan di mana setiap siswa dapat menemukan kodrat mereka, merasakan kegembiraan dalam pembelajaran matematika, dan terlibat aktif dalam pengembangan diri mereka. Melalui pendekatan ini, saya yakin bahwa kita dapat membentuk generasi yang tidak hanya mahir dalam matematika tetapi juga siap menghadapi kompleksitas dunia dengan keberanian dan kreativitas yang mereka peroleh dalam perjalanan pendidikan mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun