Membersihkan Diri Dengan Istighfar
Oleh : M Fatikhun, S.Ag., M.H.
Dosa barangkali menjadi perbuatan lumrah manusia. Sampai ada ungkapan dalam bahasa Arab yang cukup populer yaitu :
ألإِنْسِانُ مَحَلُّ الخَّطَاء وَالنِّسْيَان
Al-Insan Mahallu al-Khotho'i Wa Al-Nisyan
Artinya : Manusia itu tempatnya salah dan lupa. Ungkapan tersebut tidak ada yang membantah, sehingga sepertinya menjadi suatu kebenaran. Maksudnya, tidak ada satu pun manusia yang tidak memiliki salah atau dosa, baik disengaja maupun karena lupa.
Oleh karena itu, tidak ada satu pun manusia yang bersih dari dosa dan kesalahan. Maka dapat dipahami bersama bahwa manusia biasa seperti kita tidak ada ma'shum (orang yang dilindungi dari dosa kecil maupun dosa besar). Artinya manusia seperti kita ini pasti tidak lepas dari salah ataupun dosa.
Orang yang dalam kategori ma'shum hanyalah para Nabi, mereka dilindungi oleh Alloh dari dosa kecil maupun dosa besar. Sehingga mereka tidak memiliki dosa, baik dosa kecil maupun dosa besar.
Dalam kenyataannya banyak sekali kesalahan ataupun dosa yang kita lakukan, dan kebanyakan kita tidak menyadarinya. Baik itu dosa atau kesalahan yang dilakukan dalam hubungan dengan sesama makhluk, maupun dalam konteks hubungan kita dengan sang Khalik Allah SWT.
Orang Jawa bilang : "menungso kuwi nggone salah".
Sebagai orang yang tidak lepas dari salah ataupun dosa, menjadi keharusan bagi kita semua untuk menyadari. Al-Quran sebagai pedoman umat manusia telah menjelaskan mengenai apa yang harus dilakukan oleh orang yang telah berbuat salah dan dosa. Allah memerintahkan kepada kita semua untuk "beristighfar" - memohon ampunan kepada Alloh dari segala dosa dan kesalahan yang telah dilakukan.
Dalam Surat An-Nisa Ayat 106 disebutkan :