Mohon tunggu...
Ahmed Tsar Blenzinky
Ahmed Tsar Blenzinky Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger | Content Creator | Sagitarius

Co-Founder BRid (Blogger Reporter Indonesia) | Sekarang Lebih Aktif di https://ahmedtsar.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Steak Hotel by Holycow: Menjadi Karnivora Beretika

20 Desember 2012   06:18 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:19 2751
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebenarnya sumber asli sapi wagyu dari Jepang, terlihat dari arti kata wagyu sendiri yang terdiri dari Wa = Jepang, Gyu = Sapi. Wynda Mardio sendiri tidak memilih langsung dari Jepang karena sulit mencari importir di Indonesia yang dapat memperoleh daging wagyu dalam jumlah besar secara berkesinambungan. "Tapi jangan khawatir, kami menjamin bahwa daging Wagyu yang kami peroleh dari Aussie itu paling enak dan halal pula," begitu papar Wynda yang bulan Desember ini ke Australia untuk melihat langsung pengolahan daging wagyu.

Nah dari melihat langsung pemotongan sapi wagyu sampai penggolahannya inilah, Wynda menginformasikan bahwa penyembelihan sapi di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Rangers Valley Australia dilakukan oleh penjagal muslim bersertifikat. "Ini penting untuk diklaim halal. Penyembelihnya pun harus muslim dan disertifikasi Australian Halal Food Service," tutur Wynda yang akan membuka cabang ketiga Steak Hotel by Holycow di Jalan Sabang ini.

Eco-friendly

Jadi bagi kalian penikmat steak atau karnivore sejati, datanglah ke Steak Hotel by Holycow karena dijamin menu-menu steaknya halal, enak, serta juicy. Tidak hanya menunya yang terjamin kualitasnya, untuk Tempat Karnivore Pesta (TKP) juga nyaman serta ramah lingkungan. Penulis sendiri mendatangi TKP Steak Hotel by Holycow yang berada di Kemang. Begitu masuk ke dalam, penulis langsung disambut oleh Dyani Suhartini, Marcomm Manager Steak Hotel by Holycow.

Di TKP Kemang, ruangan terdiri dari dua lantai bertingkat. Lantai bawah berisi dapur pembakaran daging wagyu. Pengunjung bisa melihat sendiri bagaimana koki meng-grill steak. Ketika menuju ke lantai dua, penulis melihat quote "People Who Loves To Eat Are Always The Best People" terpajang di dinding penghubung antara tangga ke ruang makan. Di lantai dua, penulis disambut oleh warna merah menyala yang mendominasi dinding ruangan. Ruangan tetap nyaman karena warna merah menyala tidak beradu dengan sinar lampu yang terang benderang. Ya benar pendaran remang di lantai dua cukup dengan sejumlah lampu bohlam agar timbul nuansa ramah lingkungan.

[caption id="attachment_222798" align="aligncenter" width="640" caption="Mood Yang Timbul DariWarna Merah Menyala Membuat Pengunjung Makin Bergairah Menghabiskan Steak Wagyu"]

1355983418724606821
1355983418724606821
[/caption] [caption id="attachment_222799" align="aligncenter" width="640" caption="Kalau Di Warung Kaki Lima, Banyaknya Kalender Membuktikan Warung Itu Laris Manis. Nah Di Steak Hotel by Holycow, Banyak Review Dari Media Yang Tertempel Di Dinding Ruang Makan, Juga Membuktikan Steaknya Laris Manis"]
13559836721098716265
13559836721098716265
[/caption]

"Jangan salah kita menggunakan lampu bohlam bukan karena ingin menimbulkan kesan romantis di ruang makan ini, tetapi memang penghematan energi sesuai dengan campaign Steak Hotel yaitu eco-friendly. Masih banyak yang kita lakukan demi mengkampanyekan eco-friendly seperti desain bangunan TKP itu bekerjasama dengan arsitek tropis dan mendukung kegiatan-kegiatan bertema ramah lingkungan," ujar Dyani.

Untuk kerjasamanya dengan @ArsitekTropis, hasilnya adalah desain bangunan di TKP Radio Dalam terbuat dari kontainer bekas. Di TKP Kemang sendiri pintu masuk ruangan juga terbuat dari pintu kontainer. Sedangkan untuk kegiatan ramah lingkungan yang didukung Steak Hotel seperti sayuran Kangkung pendamping menu utama itu berasal dari komunitas @IDBerkebun.

Lengkaplah sudah mengenyam pengalaman berwisata kuliner di Steak Hotel by Holycow. Bagi kalian yang ingin mencicipi variasi steak di Steak Hotel, jangan khawatir harga masih terjangkau dibandingkan harga steak yang berada di hotel-hotel bintang lima. Kualitas sajiannya juga jangan diragukan karena sudah banyak media atau blogger yang mereview dengan nilai dua jempol. Untuk harga Wagyu Tenderlion, pengunjung tinggal membayar Rp 147. 500. Berturut-turut: Wagyu Rib Eye, Rp 109.000. Wagyu Sirloin, Rp 99.000. Wagyu Bolar Blade, 89.000, dan masih banyak variasi sajian steak dengan harga terjangkau.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun