Curiganya ketika berada di #TKPKemang, penulis melihat Quote dari Julia Child di dinding lantai dua tempat dari cabang #TKPRadal ini: People Who Loves To Eat Are Always The Best People. Kalau penulis menerjemahkan bebas, artinya adalah: Orang yang mencintai makan kudu ngerti caranya memilih makanan lalu bersantap yang benar agar ia jadi orang yang terbaik.
Nah, tapi sayang kecurigaan itu tidak penulis teruskan dengan mengetahui apa dan bagaimana etiket menyantap wagyu. "Kalau di TKP kita, cara makan wagyu berbeda dengan tempat yang lain. Kebanyakan orang melumuri sauce di atas dagingnya sehingga mereka tidak tahu rasa originalitas daging itu sendiri. Nah kalau kita menyarankan jangan dilumuri terlebih dahulu. Lebih baik rasakan dahulu potongan daging awal baru setelah itu, boleh potongan daging yang lain dicocol ke sauce, ujar Dyani Suhartini, Marcomm Manager Steak Hotel by Holycow. Ya cuma dari hal itu yang saya tahu, selebihnya tentang bagaimana menyantap hidangan wagyu, luput penulis pertanyakan ke Dyani.
Alhasil, ketika hidangan Wagyu Tenderlion hadir di depan mata, penulis hanya mengikuti cara makan teman-teman penulis Koimpasiana yang potong, makan, potong, makan, begitu seterusnya. Belakangan penulis baru tahu bahwa ternyata ada dua cara ketika menyantap Wagyu. Yakni cara Amerika dan Eropa. Kalau cara Amerika, wagyu dipotong kecil-kecil terlebih dahulu dengan garpu di tangan kiri sedangkan pisau di tangan kanan. Setelah semuanya terpotong, baru dinikmati dengan alihkan garpu ke tangan kanan. Lalu kalau cara Eropa, memotong dan memakan steak dilakukan pada saat bergantian berulang-ulang.
Tingkat kematangan daging
Itu untuk cara makannya, untuk cara memesan wagyu pun penulis masih mengikuti selera kebanyakan orang Indonesia. "Pengunjung bisa memilih Wagyu sesuai dengan tingkat kematangan daging. Ada rare, medium, medium well, dan well done. Biasanya kalau customer baru kita mengedukasi apa itu tingkat kematangan rare dan sebagainya. Semua tingkat kematangan daging itu layak dimakan karena memang sudah digrill terlebih dahulu," begitu papar Dyani kepada penulis. Tapi ya itu ketika memesan penulis malah mengikuti yang lain yaitu Wagyu Tenderlion dengan tingkat kematangan well done. Usut punya usut, ternyata untuk Wagyu Tenderlion enaknya dipesan dengan tingkat kematangan rare sampai medium well. Alasannya, jaringan lemak (marble) yang ada di dalam daging masih terasa sensasi rasanya yang juicyketika berada di mulut.
Well done sendiri adalah istilah dalam memanggang (grill) daging sapi dengan suhu minimal 80 derajat celcius. Sedangkan tingkat kematangan di bawahnya medium, dipanggang dari suhu 70 sampai 80. Kalau rare, daging dibakar dari 60-70 derajat celcius. Nah untuk variasinya seperti medium rare, medium well, tinggal dipanggang di antara suhu-suhu tiga ukuran tingkat kematangan daging.
Namun walaupun belum memahami cara memesan tingkat kematangan daging, penulis mengacungi dua jempol terhadap rasa Wagyu Tenderlion Steak Hotel by Holycow. Keratan demi keratan daging yang berada di mulut berasa asin, gurih dan manis, semuanya bercampur jadi satu tidak terasa kering seperti daging sate. Itu baru dari rasa murni Wagyunya, belum dicampur dengan saus. Ada empat pilihan saus, yaituHomemade Mushroom Sauce, Buddy's Special Sauce, Blackpepper sauce, dan BBQ Sauce.
[caption id="attachment_222794" align="aligncenter" width="640" caption="Wagyu Tenderlion Homemade Mushroom Sauce Beserta Yang Penulis Pesan"]
Penulis sendiri memilih Homemade Mushroom Sauce. Luar biasa rasa saus yang saya pesan, tidak tabrakan dengan rasa Wagyu. Rasa keju dan jamur pada saus mushroom, menambah juicy keratan dagig ketika berada di mulut. Penulis sampai memesan satu lagi saus mushroom karena memang enak dan untuk mendampingi menghabisi potongan-potongan kentang. Steak Hotel by Holycow bisa saja membuat pengunjung penasaran untuk bertandang kembali. Ya karena dari rasa daging wagyu sampai sausnya, membekas lalu tersimpan rapih di syaraf otak bagian indera pengecap.
Halal
Oia ketika menikmati keratannya yang tidak kering, daging juga berasa empuk. Menurut Wynda Mardio, pemilik Steak Hotel by Holycow, rasa empuk pada daging memang sudah menjadi prioritas Steak Hotel by Holycow dan tidak akan pernah memilih kualitas nomer dua, tiga, dan seterusnya. "Untuk kualitas daging nomer satu, kami memilih sapi wagyu dari Aussie. Di Aussie ini memang lingkungannya menunjang, jadi untuk berternak sapi Wagyu memang cocok, kata pemilik yang awalnya mendirikan warung tenda steak.