Masih banyak kegusaran-kegusaran Dahlan yang disampaikan terang-terangan akibat banyaknya ‘broken rules’ di negara ini yang menghambat kemajuan. Tentang sekaratnya industri HP dalam negeri misalnya, Dahlan meneriakkan protesnya pada Kementerian Peradgangan lewat tulisan Manufacturing Hope “Yang Sulit-Sulit Bisa, Yang Mudah Sulit’. Ada kebijakan yang tak masuk akal saat impor komponen HP dikenakan pajak, sementara impor HP utuh tidak dikenakan pajak, Akibanya HP produksi dalam negeri sulit bersaing dengan HP impor.
Dampak kebijakan ini luar biasa. Tahun 2013 impor HP kita mencapai 16.470 ton (75 juta unit) atau senilai Rp 33,4 triliun. Menguras devisa dan turut andil memberi tekanan berarti pada rupiah.
Tidak semua ‘Break The Broken Rules’ ala Dahlan lancar pecahnya. Seringkali berbagai terobosan BUMN terhambat birokrasi lembaga lain. Ada proyek tol trans sumatera yang sudah 2 tahun menunggu, ijinnya belum keluar-keluar juga. Begitu juga proyek monorel Jabodatabek, pembangunan pabrik solar cell, riset mobil listrik nasional, pengembangan energi geothermal, dan lain-lain.
Jangan-jangan realisasi ide-ide yang sangat dibutuhkan demi kemandirian bangsa itu menunggu Dahlan punya wewenang lebih besar lagi dari kewenangan menteri BUMN?
Pak tani, semoga pupukmu kembali murah. Doakan perjuangan Mr ‘Break The Broken Rules’ ini berhasil secepatnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H