Mohon tunggu...
Ahmad Zaini
Ahmad Zaini Mohon Tunggu... -

Di darahnya ada bola.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Dahlan Iskan dan Mantra ‘Break The Broken Rules’

11 Februari 2014   22:06 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:55 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masih banyak kegusaran-kegusaran Dahlan yang disampaikan terang-terangan akibat banyaknya ‘broken rules’ di negara ini yang menghambat kemajuan. Tentang sekaratnya industri HP dalam negeri misalnya, Dahlan meneriakkan protesnya pada Kementerian Peradgangan lewat tulisan Manufacturing Hope “Yang Sulit-Sulit Bisa, Yang Mudah Sulit’. Ada kebijakan yang tak masuk akal saat impor komponen HP dikenakan pajak, sementara impor HP utuh tidak dikenakan pajak, Akibanya HP produksi dalam negeri sulit bersaing dengan HP impor.

Dampak kebijakan ini luar biasa. Tahun 2013 impor HP kita mencapai 16.470 ton (75 juta unit) atau senilai Rp 33,4 triliun. Menguras devisa dan turut andil memberi tekanan berarti pada rupiah.

Tidak semua ‘Break The Broken Rules’ ala Dahlan lancar pecahnya. Seringkali berbagai terobosan BUMN terhambat birokrasi lembaga lain. Ada proyek tol trans sumatera yang sudah 2 tahun menunggu, ijinnya belum keluar-keluar juga. Begitu juga proyek monorel Jabodatabek, pembangunan pabrik solar cell, riset mobil listrik nasional, pengembangan energi geothermal, dan lain-lain.

Jangan-jangan realisasi ide-ide yang sangat dibutuhkan demi kemandirian bangsa itu menunggu Dahlan punya wewenang lebih besar lagi dari kewenangan menteri BUMN?

Pak tani, semoga pupukmu kembali murah. Doakan perjuangan Mr ‘Break The Broken Rules’ ini berhasil secepatnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun