Mohon tunggu...
Ahmad Yusuf Haryanto
Ahmad Yusuf Haryanto Mohon Tunggu... Mahasiswa - PPKN-UNNES

Pecinta Kucing

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perempuan dan Korupsi: Penyebab, Dampak, dan Kasus Nyata di Indonesia

10 Oktober 2024   06:09 Diperbarui: 10 Oktober 2024   06:09 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Korupsi bukan hanya masalah ekonomi yang merugikan negara, tetapi juga berimbas besar pada kehidupan sosial, terutama bagi perempuan. Di berbagai kasus, perempuan terlibat dalam praktik korupsi, baik sebagai pelaku maupun korban. Berikut ini penjelasan mengenai penyebab dan dampak korupsi yang melibatkan perempuan, serta contoh-contoh nyata yang terjadi di Indonesia.

Penyebab Korupsi yang Melibatkan Perempuan

1. Keterlibatan dalam Dinasti Politik 

Banyak perempuan terlibat dalam korupsi melalui dinasti politik. Mereka sering kali adalah istri atau keluarga dari pejabat berkuasa. Contohnya, kasus Ratu Atut Chosiyah, mantan Gubernur Banten, yang terlibat dalam korupsi yang melibatkan keluarganya. Perempuan dalam situasi ini sering merasa terdorong untuk mendukung tindakan korupsi demi menjaga kedudukan dan keharmonisan keluarga.

2. Tekanan Sosial dan Ekonomi

Perempuan sering kali berada di posisi rentan secara sosial dan ekonomi, yang membuat mereka lebih mudah terjerumus dalam praktik korupsi. Contoh nyata adalah Mindo Rosalina Manulang yang terlibat dalam suap terkait pengadaan Wisma Atlet. Ia menghadapi tekanan dari atasan dan kebutuhan finansial yang mendesak, yang akhirnya mendorongnya untuk melakukan tindakan korupsi.

3. Kurangnya Akses terhadap Kekuasaan

Keterbatasan akses perempuan dalam pengambilan keputusan sering kali membuat mereka sulit menolak tawaran atau tekanan untuk melakukan korupsi. Dalam situasi seperti ini, perempuan bisa menjadi korban sekaligus pelaku, terjebak dalam lingkungan yang koruptif.

Dampak Korupsi Terhadap Perempuan

1. Akses Terbatas terhadap Layanan Publik

Korupsi sering kali membatasi akses perempuan terhadap layanan publik penting seperti pendidikan dan kesehatan. Di beberapa kasus, perempuan terpaksa membayar suap untuk mendapatkan layanan dasar ini, memperparah ketidakadilan sosial. Perempuan dari golongan ekonomi rendah lebih sering menjadi korban praktik ini.

2. Korupsi Seksual

Di Indonesia, fenomena "korupsi seksual" semakin mengemuka. Dalam beberapa kasus, perempuan dipaksa untuk memberikan imbalan seksual demi mendapatkan pelayanan atau pekerjaan. Hal ini semakin menambah siklus kekerasan dan eksploitasi terhadap perempuan.

3. Dampak Psikologis dan Sosial

Perempuan yang terlibat dalam korupsi sering kali menghadapi stigma sosial yang berat. Mereka bisa dianggap sebagai bagian dari masalah yang lebih besar dan hal ini memengaruhi kepercayaan diri serta hubungan sosial mereka di masyarakat.

Contoh Kasus Nyata

1. Mindo Rosalina Manulang 

Mantan direktur marketing Grup Permai yang terlibat dalam kasus suap pengadaan Wisma Atlet. Ia dijatuhi hukuman penjara selama 2,5 tahun atas keterlibatannya.

2. Ratu Atut Chosiyah 

Mantan Gubernur Banten ini terjerat kasus korupsi besar-besaran yang melibatkan keluarganya. Atut dihukum karena penyalahgunaan wewenang dalam sejumlah proyek pemerintah.

3. Neneng Sri Wahyuni

Istri dari M. Nazaruddin, divonis enam tahun penjara karena terlibat dalam kasus pengadaan proyek di Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Kasus ini menunjukkan bagaimana perempuan bisa terjebak dalam jaringan korupsi yang diciptakan suami mereka.

4. Puput Tantriana Sari 

Bupati Probolinggo yang ditangkap bersama suaminya pada tahun 2021 karena dugaan korupsi dalam pengelolaan anggaran daerah. Kasus ini menunjukkan bahwa korupsi yang melibatkan perempuan tidak hanya terjadi di tingkat atas, tetapi juga di daerah-daerah lokal.

Kesimpulan

Korupsi adalah masalah kompleks yang melibatkan berbagai faktor, termasuk gender. Perempuan, baik sebagai korban maupun pelaku, sering kali terjebak dalam praktik korupsi akibat tekanan sosial, ekonomi, serta ketidaksetaraan akses terhadap kekuasaan. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat dan pemerintah untuk merancang kebijakan anti-korupsi yang lebih inklusif dan memberdayakan perempuan agar dapat berperan aktif dalam pemberantasan korupsi. Dengan melibatkan perempuan dalam upaya ini, kita bisa menciptakan lingkungan yang lebih adil dan transparan bagi semua lapisan masyarakat.

Referensi

1. https://www.hukumonline.com/berita/a/perempuan-perempuan-di-pusaran-korupsi-lt55361530860f7/

2. https://buletin.k-pin.org/index.php/arsip-artikel/976-ada-apa-dengan-perempuan-dan-korupsi-dalam-dinasti-politik

3. https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/dinamika/article/download/6639/pdf

4. https://aclc.kpk.go.id/aksi-informasi/Eksplorasi/20240416-praktik-korupsi-dan-dampaknya-bagi-perempuan

5. https://www.bbc.com/indonesia/articles/c72pz5qqyjp

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun