"Kamu kenapa tidak membawa persyaratan yang kami minta? Jawab!" tanyanya serius.
"Maaf Kak.. Anu.. Saya lupa, ketinggalan dirumah.." jawabku lirih.
Raut wajahnya mulai tidak bersahabat, sepertinya aku akan di plonco sama dia.
"Balik badan dan membungkuk, sekarang!" tegasnya.
Tanpa mengeluarkan kata sedikitpun, aku langsung menuruti perintahnya dan siap menerima eksekusi dari senior laki-laki yang terkenal taat ibadah ini.
Tiba-tiba hempasan telapak tangannya mendarat dipantatku dengan keras.
Plak! Plak! Plak!
Aku meringis kesakitan ketika pantatku menjadi sasaran empuk tangannya yang besar. Namun, ada perasaan aneh yang menjalar dikedalaman tubuhku. Pertama kali kurasakan sensasi yang nikmat ini. Pikiranku mulai tidak fokus!
"Sakit gak?" tanyanya.
"Sakit Kak" jawabku mengaduh
Ia kemudian membenarkan kembali posisiku dan menarikku ke dalam pelukannya. Lemak-lemak di dada dan tangannya seperti hendak membuatku sesak, sedang dadaku begitu rapat dalam dekapannya. Aku merasa tidak berdaya dalam dekapannya.