Mohon tunggu...
Ahmad Yudi S
Ahmad Yudi S Mohon Tunggu... Freelancer - #Ngopi-isme

Aku Melamun Maka Aku Ada

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Eksistensi Pengajar (Muda) Saat Ini

25 November 2017   05:25 Diperbarui: 26 November 2017   04:42 1250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apakah kamu sadar akan 'Siapa' yang membuatmu berjaya selama ini?


Apakah kamu sadar akan 'Siapa' yang memberimu ilmu saat menempuh pendidikan?


Apakah kamu sadar akan 'Siapa' yang menjadi tumpuan dikala senang dan sedih saat di kampus?

Tak lain dan tak bukan adalah Guru.
Sosok yang tidak hanya menjadi seorang pengajar dan menjadi orang tua saat di sekolah, tetapi juga adalah sosok panutan bagi muridnya. Oleh karenanya, gelar "Pahlawan Tanpa Tanda Jasa" tersemat kepada semua sosok pejuang pendidikan yang mengabdikan dirinya untuk kecerdasan generasi bangsa.

Seperti yang dikatakan Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara mengatakan :
"Ing ngarso sung tulodho, Ing madya mangun karso, Tut wuri handayani"
"Yang di belakang memberikan dorongan/dukumgan, Yang di tengah mengembangkan/produktif, Yang di depan menjadi panutan/memimpin".
Jadi, semua guru adalah pemimpin dan panutan bagi muridnya ke arah jalan yang benar, yaitu masa depan. 

images-4-5a18abcfc81c632b447e1eb3.jpg
images-4-5a18abcfc81c632b447e1eb3.jpg
Bila menarik benang merah kembali ke zaman awal kemerdekaan, sejarah pendidikan pertama di Indonesia dimulai dari tokoh Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara. Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (BP-KNIP) mengusulkan pembaruan pendidikan Indonesia. Saat itu, Ki Hajar Dewantara menjabat sebagai Menteri Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan Indonesia.

Membentuk Panitia Penyelidik Pengajaran untuk menyediakan struktur, bahan pengajaran, dan rencana belajar di Indonesia. Kurikulum ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran bernegara dan bermasyarakat, meningkatkan pendidikan jasmani, dan pendidikan watak. Dari upaya tersebut, disusunlah kurikulum SR 1947 yang terdiri dari 15 mata pelajaran.

Kurikulum saat ini menentukan sistem pendidikan di Indonesia, tentunya sebagai tolak ukur kualitas pendidikan di berbagai jenjang. Oleh karenanya para pengajar harus pandai-pandai menyiasati tugas ekstra ini agar mekanisme pembelajaran dapat mencapai target yang diharapkan.

Berbagai pengorbanan dan cara para pejuang pendidikan agar ilmu pengetahuan dapat tersalurkan kepada seluruh generasi bangsa. Bukan tanpa sebab, para pengajar dari pelosok negeri pun harus sampai bertaruh nyawa agar bisa mengajar ke sekolah yang dituju meskipun medan yang tidak memungkinkan dan jarak yang relatif jauh demi mengajar anak-anak negeri.

Salah satu kisah para pejuang pendidikan Indonesia adalah pengabdian para pengajar muda dari tim Indonesia Mengajar. Indonesia Mengajar merupakan tempat para pengajar-pengajar muda yang telah wisuda pendidikan untuk mengabdikan dirinya di seluruh pelosok nusantara untuk mengetahui situasi pendidikan di pelosok negeri. Pendiri Indonesia Mengajar sendiri oleh Anies Baswedan yang sekarang menjadi Gubernur DKI Jakarta.

images-1-5a18abd942fdd37e8f6d4204.jpg
images-1-5a18abd942fdd37e8f6d4204.jpg
Para pengajar muda dari Indonesia Mengajar, mereka adalah pengajar terpilih dan siap ditempatkan di lokasi manapun selama 1 tahun mengabdi di berbagai pelosok Indonesia. Berbagai resiko siap dipertaruhkan demi menyalurkan ilmunya kepada anak-anak di pelosok nusantara. Peran Indonesia Mengajar melalui para pengajar muda adalah ingin mengetahui telah sampai mana pembelajaran di perbatasan, apakah sudah sesuai dengan kurikulum yang berlaku? Mereka mengajar dan meneliti sistem pendidikan di pelosok negeri. Demi melunasi janji bangsa yaitu dengan turut mencerdaskan kehidupan bangsa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun