Posisi apartemen ku memang sangat setrategis. Selain semua pamandangan sungai, juga terlihat rumah-rumah penduduk di seberang sungai. Jika malam cahaya lampu-lampu dari rumah penduduk terlihat sangat jelas. Pantulan cahaya lampu itu berkilau-kilau di air sungai Derwent saat malam hari tiba. Â Â
*****
Â
Aku tidak pernah berpikir, jika aku akan sampai disini. Semua kesulitan, hambatan dan rintangan tidak pernah kurasakan. Semua mengalir begitu saja.
Orang desa seperti ku tidak pernah berani bermimpi hidup di negara makmur seperti ini.
Meskipun waktu kecil aku sempat mengimpikan punya kebun yang luas, ternak yang banyak dan juga kolam ikan, tetapi aku tidak pernah bermimpi untuk bisa merasakan tinggal di Luar Negeri. Apalagi aku disini untuk kuliah S3. Aku bersyukur bisa tinggal beberapa tahun di negara kangguru ini.
Mungkin jika dulu aku cerita pada orang kampung, jika aku akan kuliah S3 di Luar Negeri, mereka akan mentertawakan ku. lebih lagi jika aku cerita pada teman-teman SMP ku, pasti semua akan menggap ku gila. Pasalnya belum ada seorang pun anak kampung ku yang bisa kuliah sampai lulus. Anak-anak di kampung ku rata-rata hanya lulusan SD. Kalaupun ada beberapa yang lulus SMP mereka pun sama saja dengan yang lulusan sekolah dasar. Paling setelah lulus bekerja kembali sebagai petani. Ijazah mereka tidak pernah memberikan peningkatan apa-apa bagi mereka. Â
Sebelum aku kuliah memang ada beberapa orang yang kuliah di luar daerah. Itupun hasil kuliah mereka tidak jelas, karena setelah selesai kuliah mereka nganggur atau maksimal berkerja sebagai buruh di Jakarta. Lebih memprihatinkan lagi ada beberapa diantara mereka yang tidak bisa menyelesaikan kuliah karena tersandung berbagai masalah.
Tapi itulah masa lalu ku. Masa lalu yang memperkaya kehidupan ku saat ini. Masa lalu ku yang pedih ternyata memberikan banyak manfaat dalam kehidupan ku. bukan sekedar pengalaman yang ku dapatkan, tetapi juga kekuatan mental dan spiritual dalam menghadapi segala cobaan hidup ku.
Tentu semua yang ku nikmati hari ini adalah hasil jerih payah kedua orang tuaku. Mereka telah bekerja keras, peras keringat banting tulang. Merekalah yang telah bekerja keras untuk membiayai sekolah ku hingga bisa sampai seperti ini. Berkat doa mereka lah, sesuatu yang tidak mungkin dalam hidup ku menjadi mungkin.
*****