Mohon tunggu...
Ahmad W. al faiz
Ahmad W. al faiz Mohon Tunggu... Penulis - Penulis.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

a little bird which surrounds this vast universe, does not necessarily change itself, becoming a lizard. Do you know why. Yes you do.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pancasila: Dinamika Tafsir & Interprestasi Dinamisme - Jarak Relevansi Perubahan

30 September 2024   07:54 Diperbarui: 30 September 2024   08:03 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jalan damai. Image Pickture - Kesaktian Pancasila.

Perubahan tafsir Pancasila dari "benar" menjadi "salah" atau sebaliknya bukanlah indikasi kelemahan, melainkan cerminan dari dinamisme dan relevansi Pancasila sebagai ideologi yang hidup. Kemampuan Pancasila untuk ditafsirkan ulang sesuai konteks zaman justru menjadi kekuatannya dalam menghadapi perubahan dan tantangan baru.

Namun, dinamisme ini juga membawa tantangan dalam menjaga konsistensi dan esensi Pancasila. Diperlukan pemahaman yang mendalam tentang sejarah, konteks, dan filosofi Pancasila untuk dapat menafsirkan dan mengimplementasikannya secara tepat dalam realitas kontemporer.

Akhirnya, "benar" atau "salah" dalam konteks tafsir Pancasila sebaiknya tidak dipahami secara absolut, melainkan dalam kerangka relevansi dan efektivitasnya dalam menjawab tantangan zaman dan mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia.

Referensi.

1. Latif, Y. (2011). Negara Paripurna: Historisitas, Rasionalitas, dan Aktualitas Pancasila. Gramedia Pustaka Utama.
2. Morfit, M. (1981). Pancasila: The Indonesian State Ideology According to the New Order Government. Asian Survey, 21(8), 838-851.
3. Ramage, D. E. (1995). Politics in Indonesia: Democracy, Islam and the Ideology of Tolerance. Routledge.
4. Weatherbee, D. E. (1985). Indonesia in 1984: Pancasila, Politics, and Power. Asian Survey, 25(2), 187-197.
5. Elson, R. E. (2009). Another Look at the Jakarta Charter Controversy of 1945. Indonesia, (88), 105-130.
6. Bourchier, D. (2019). Pancasila Verstehen: An Interpretation of the State Ideology of Indonesia. Asian Studies Review, 43(3), 385-402.

Referensi.

1. Latif, Y. (2011). Negara Paripurna: Historisitas, Rasionalitas, dan Aktualitas Pancasila. Gramedia Pustaka Utama.
2. Morfit, M. (1981). Pancasila: The Indonesian State Ideology According to the New Order Government. Asian Survey, 21(8), 838-851.
3. Ramage, D. E. (1995). Politics in Indonesia: Democracy, Islam and the Ideology of Tolerance. Routledge.
4. Weatherbee, D. E. (1985). Indonesia in 1984: Pancasila, Politics, and Power. Asian Survey, 25(2), 187-197.
5. Elson, R. E. (2009). Another Look at the Jakarta Charter Controversy of 1945. Indonesia, (88), 105-130.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun