Mohon tunggu...
Ahmad W. al faiz
Ahmad W. al faiz Mohon Tunggu... Penulis - Penulis.

a little bird which surrounds this vast universe, does not necessarily change itself, becoming a lizard. Do you know why. Yes you do.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Common Well Antonio Negri, Refleksi Politik Italia dan Implikasinya

28 Agustus 2024   14:17 Diperbarui: 28 Agustus 2024   14:24 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Antonio Negri/leonardocendamo.photoshelter.com

1. **Pragmatisme**:
   - Filosofi yang menekankan bahwa kebenaran atau nilai suatu ide terletak pada konsekuensi praktisnya.
   - Fokus pada 'apa yang berhasil' daripada abstraksi teoretis.

2. **Akal Sehat**:
   - Pemahaman umum yang diterima luas dalam masyarakat.
   - Berdasarkan pengalaman sehari-hari dan kebijaksanaan kolektif.
3. **Pragmatisme Akal Sehat**:
   - Pendekatan yang menggabungkan kebijaksanaan umum dengan pertimbangan praktis.
   - Mencari solusi yang tidak hanya masuk akal secara intuitif tetapi juga efektif dalam implementasi.

Implikasi dalam Konteks Sosial-Politik.

1. **Pembuatan Kebijakan**:
   - Kebijakan dinilai berdasarkan efektivitas praktisnya, bukan hanya keindahan teoretisnya.
   - Contoh: Reformasi pajak yang tidak hanya adil secara teori tetapi juga mudah diimplementasikan dan dipatuhi.
2. **Resolusi Konflik**:
   - Pendekatan yang mengutamakan solusi praktis daripada debat ideologis.
   - Fokus pada hasil yang dapat diterima oleh berbagai pihak, bukan kemenangan absolut satu pihak.
3. **Partisipasi Publik**:
   - Mendorong keterlibatan warga dalam proses pengambilan keputusan dengan bahasa dan konsep yang mudah dipahami.
   - Mengurangi jarak antara kebijakan elit dan pemahaman publik.
4. **Inovasi Sosial**:
   - Mendorong eksperimen sosial skala kecil untuk menguji ide-ide baru sebelum implementasi luas.
   - Contoh: Program percontohan untuk kebijakan sosial baru.
5. **Pendidikan**:
   - Menekankan pembelajaran berbasis pengalaman dan aplikasi praktis pengetahuan.
   - Menghubungkan teori akademis dengan realitas kehidupan sehari-hari.

Kekuatan dan Potensi ?

1. **Fleksibilitas**:
   - Kemampuan beradaptasi dengan situasi yang berubah cepat.
   - Tidak terikat pada dogma atau ideologi kaku.
2. **Inklusivitas**:
   - Membuka ruang untuk berbagai perspektif selama dapat menunjukkan manfaat praktis.
   - Potensial untuk menjembatani perbedaan ideologis.
3. **Efisiensi**:
   - Mengurangi kebuntuan dalam pengambilan keputusan dengan fokus pada hasil praktis.
   - Memungkinkan alokasi sumber daya yang lebih efektif.
4. **Keberterimaan Publik**:
   - Kebijakan yang sejalan dengan akal sehat cenderung lebih mudah diterima dan diimplementasikan.

Suatu Asumsi, Bagi Kritik ?


1. **Risiko Oversimplifikasi**:
   - Bahaya mengabaikan kompleksitas masalah demi solusi yang tampak sederhana.
   - Contoh: Kebijakan imigrasi yang mengabaikan nuansa geopolitik demi 'solusi akal sehat'.
2. **Konservatisme Potensial**:
   - Kecenderungan untuk mempertahankan status quo jika dianggap 'berhasil'.
   - Mungkin menghambat inovasi radikal yang diperlukan untuk masalah kompleks.
3. **Relativisme Moral**:
   - Risiko mengabaikan prinsip-prinsip etis demi pragmatisme.
   - Tantangan dalam menyeimbangkan efektivitas dengan keadilan.
4. **Bias Kultural**:
   - 'Akal sehat' dapat bervariasi antar budaya, menimbulkan tantangan dalam konteks global.
   - Risiko marginalisasi perspektif minoritas.

Aplikasi dalam Konteks Indonesia ?

1. **Kebijakan Ekonomi**:
   - Menggabungkan kebijaksanaan lokal dengan prinsip ekonomi modern.
   - Contoh: Program bantuan sosial yang memanfaatkan struktur masyarakat tradisional.
2. **Manajemen Keragaman**:
   - Pendekatan pragmatis dalam mengelola keragaman etnis dan agama.
   - Fokus pada koeksistensi praktis daripada asimilasi atau segregasi.
3. **Reformasi Birokrasi**:
   - Simplifikasi prosedur administratif berdasarkan 'akal sehat'.
   - Mengurangi red tape dengan tetap mempertahankan akuntabilitas.
4. **Pembangunan Infrastruktur**:
   - Menyeimbangkan ambisi pembangunan dengan kebutuhan dan kapasitas lokal.
   - Mengadopsi solusi teknologi yang sesuai dengan kondisi lokal.

Tentu, pragmatisme Akal Sehat menawarkan pendekatan yang menjanjikan dalam mengatasi tantangan sosial-politik kontemporer. Dengan menggabungkan kebijaksanaan umum dan pertimbangan praktis, pendekatan ini berpotensi menghasilkan kebijakan yang lebih efektif dan diterima luas. Namun, penerapannya memerlukan keseimbangan yang hati-hati antara efisiensi dan pertimbangan etis, serta kesadaran akan kompleksitas masalah sosial. Dalam konteks Indonesia yang beragam, pendekatan ini dapat menjadi alat yang berharga dalam menciptakan solusi yang responsif terhadap kebutuhan lokal sekaligus sejalan dengan prinsip-prinsip pembangunan modern. Tantangan ke depan adalah bagaimana mengintegrasikan Pragmatisme Akal Sehat ke dalam proses pembuatan kebijakan dan diskursus publik secara sistematis, sambil tetap membuka diri terhadap inovasi dan pemikiran kritis yang diperlukan untuk mengatasi masalah-masalah kompleks abad ke-21.

Etika dalam "Common Well" dan "Akal Baik": 

Analisis Moral Kolektif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun