Mohon tunggu...
Ahmad W. al faiz
Ahmad W. al faiz Mohon Tunggu... Penulis - Penulis.

a little bird which surrounds this vast universe, does not necessarily change itself, becoming a lizard. Do you know why. Yes you do.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Nawa-Cita yang Melunak: Menutup Lembaran Lama Rezim-Membuka Lembaran Baru Demokrasi

19 Agustus 2024   06:27 Diperbarui: 19 Agustus 2024   07:17 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

                 Nawa Cita, sembilan agenda prioritas yang diusung oleh pemerintahan Joko Widodo, dapat dilihat sebagai bentuk "revolusi halus" dalam lanskap politik Indonesia. Program ini mencerminkan upaya untuk menyeimbangkan idealisme dengan pragmatisme, menggabungkan elemen-elemen nasionalisme, pembangunan ekonomi, dan reformasi sosial.

1. **Penguatan identitas nasional** sejalan dengan semangat "Indonesia Emas", namun dengan pendekatan yang lebih inklusif.
2. **Fokus pada pembangunan infrastruktur** mencerminkan adaptasi terhadap tuntutan ekonomi global.
3. **Pemberantasan korupsi dan reformasi birokrasi** menunjukkan kesadaran akan kritik "Indonesia Gagal" dan upaya untuk mengatasinya.

Pelunakan Ideologi: Dari Kaku ke Fleksibel

Fenomena "Demokratisasi Yang Melunak" yang kita saksikan di beberapa negara memiliki paralelnya dalam konteks Indonesia:

1. **Pragmatisme ekonomi**: Adopsi kebijakan ekonomi pasar sosial, mirip dengan reformasi di Tiongkok dan Vietnam.
2. **Keterbukaan politik**: Peningkatan ruang untuk partisipasi publik dan kritik, meski dalam batas-batas tertentu.
3. **Diplomasi yang lebih lentur**: Kebijakan luar negeri yang berusaha menyeimbangkan kepentingan nasional dengan kerjasama internasional.

Revolusi Budaya yang Halus.

Perubahan dalam sphere budaya dan sosial juga mencerminkan "pelunakan" ini:

1. **Reinterpretasi nilai-nilai tradisional**: Upaya untuk memaknai ulang konsep-konsep seperti gotong royong dalam konteks modern.
2. **Keterbukaan terhadap pengaruh global**: Adopsi selektif elemen-elemen budaya global sambil mempertahankan identitas nasional.
3. **Pergeseran narasi pembangunan**: Dari pendekatan top-down ke model yang lebih partisipatif dan inklusif.

Agenda politik yang digelar pada rezim pemerintahan dan kepemimpinan, Revolusioner, Nawa-Cita & implikasi akibat konsekuensi kebudayaan yang melunak, sejauh mana keberhasilan pemerintahan Indonesia atau; negara, menggambarkan sebuah perjalanan kompleksitas identitas diri dan ke-Indonesia-an dalam menavigasi tantangan abad ke-21. Ini mencerminkan upaya untuk menemukan jalan tengah antara idealisme revolusioner dengan pragmatisme pembangunan, antara ketegasan ideologis dengan fleksibilitas dalam menghadapi realitas global. Proses ini terus berlangsung, membentuk lanskap politik dan budaya Indonesia kontemporer. Meskipun, secara simpul ada banyak erosi nilai yang telah terjadi belakangan.


Erosi Nilai, & Penguatan Identitas Nasional:

Sebuah Kesimpulan Visioner.


Melalui pendekatan yang seimbang dan visioner ini, Indonesia dapat mengatasi tantangan modernisasi sambil memperkuat fondasi budaya dan identitas nasionalnya, menciptakan warisan yang akan bertahan untuk generasi mendatang.


Di era globalisasi dan digitalisasi yang pesat, Indonesia menghadapi tantangan besar dalam mempertahankan nilai-nilai tradisional dan identitas nasionalnya. Namun, tantangan ini juga membuka peluang untuk merevitalisasi dan memperkuat fondasi budaya bangsa melalui pendekatan yang visioner dan adaptif. 

Dimana, integrasi nilai tradisional dan modernitas merupakan kunci utama adalah mencari keseimbangan antara pelestarian nilai-nilai luhur bangsa dengan adopsi aspek positif dari modernisasi. Ini bukan berarti menolak kemajuan, tetapi mengintegrasikannya secara harmonis dengan kearifan lokal. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun