Mohon tunggu...
Ahmad W. al faiz
Ahmad W. al faiz Mohon Tunggu... Penulis - Penulis.

a little bird which surrounds this vast universe, does not necessarily change itself, becoming a lizard. Do you know why. Yes you do.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Holisme & Implikasi Etis

6 Juli 2024   17:09 Diperbarui: 6 Juli 2024   18:09 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Holisme menawarkan perspektif yang melihat realitas sebagai keseluruhan yang terpadu, di mana keseluruhan lebih dari sekadar jumlah bagian-bagiannya. Dalam konteks ini, Ruh-absolut dan energi fisik dapat dipahami sebagai aspek-aspek yang saling melengkapi dari realitas yang sama, bukan sebagai entitas yang terpisah.

### 3.1 Monisme vs Dualisme

Pendekatan holistik cenderung mendukung pandangan monistik, di mana Ruh-absolut dan energi fisik dilihat sebagai manifestasi berbeda dari substansi atau proses fundamental yang sama. Ini menantang pandangan dualistik yang memisahkan realitas menjadi domain spiritual dan material yang terpisah.

### 3.2 Interkoneksi dan Interdependensi

Holisme menekankan interkoneksi dan interdependensi semua aspek realitas. Dalam konteks ini, transformasi metafisis Ruh-absolut dan transformasi energi dalam fisika dapat dilihat sebagai proses yang saling terkait dan saling mempengaruhi.

## 4. Implikasi Etis

Pemahaman holistik tentang realitas yang menggabungkan Ruh-absolut dan energi fisik memiliki implikasi etis yang signifikan:

### 4.1 Tanggung Jawab Universal

Jika semua adalah bagian dari keseluruhan yang terpadu, maka tindakan individu memiliki dampak yang lebih luas dari yang mungkin terlihat secara langsung. Ini menyiratkan tanggung jawab etis yang lebih besar terhadap dunia dan sesama.

### 4.2 Penghargaan terhadap Keberagaman

Perspektif holistik mendorong penghargaan terhadap keberagaman sebagai aspek penting dari keseluruhan. Ini dapat mengarah pada etika yang lebih inklusif dan toleran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun