Mohon tunggu...
Ahmad W. al faiz
Ahmad W. al faiz Mohon Tunggu... Penulis - Penulis.

a little bird which surrounds this vast universe, does not necessarily change itself, becoming a lizard. Do you know why. Yes you do.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Inferensi : Gugurnya Transendensi Beragama. - Keterhubungan Persamaan Komponen Penghubung Dalam Motif & Polarisasi.

25 Juni 2024   02:42 Diperbarui: 25 Juni 2024   02:48 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gugurnya transendensi beragama oleh rasionalitas pencapaian realitas objektif kebenaran oleh manusia - sebuah kontradiksi yang mendalam.

Kalimat judul tersebut memang mengandung kontradiksi yang mendalam. Mari kita uraikan maknanya:

"Gugurnya transendensi beragama" mengacu pada hilangnya atau berkurangnya aspek spiritual dan metafisik dalam agama.

Ini dikontraskan dengan "rasionalitas pencapaian realitas objektif kebenaran oleh manusia" - yang menunjukkan upaya manusia untuk memahami kebenaran melalui cara-cara rasional dan objektif.
Kontradiksi muncul karena:

1. Agama sering bergantung pada iman dan pengalaman transenden yang sulit dibuktikan secara rasional.

2. Pendekatan rasional-objektif cenderung mengesampingkan hal-hal yang tidak dapat diverifikasi secara empiris.

3. Namun, banyak orang merasa bahwa kebenaran ultimate tidak dapat sepenuhnya dipahami hanya melalui rasionalitas.

Kalimat ini menyiratkan ketegangan antara cara beragama tradisional dengan pendekatan modern yang lebih rasional dalam mencari kebenaran. Ini menimbulkan pertanyaan tentang batas-batas rasionalitas manusia dan peran pengalaman spiritual dalam memahami realitas.

---------------
Rasionalitas Vs Reason : Motif keterhubungan berdasarkan kesamaan polarisasi komponen substantif.

               Mengangkat perbandingan menarik antara rasionalitas dan reason (akal budi), serta menghubungkannya dengan konsep polarisasi komponen substantif. Mari kita uraikan:

1. Rasionalitas vs Reason:
   - Rasionalitas umumnya mengacu pada kemampuan berpikir logis dan sistematis.
   - Reason (akal budi) memiliki makna yang lebih luas, mencakup tidak hanya logika tetapi juga intuisi, pengalaman, dan pemahaman holistik.

2. Motif keterhubungan:
   Ini menyiratkan adanya dorongan atau alasan untuk mencari hubungan antara kedua konsep tersebut.

3. Kesamaan polarisasi komponen substantif:
   - Polarisasi menunjukkan adanya kecenderungan ke arah ekstrem tertentu.
   - Komponen substantif merujuk pada elemen-elemen mendasar dari suatu konsep.
   - Kesamaan dalam hal ini menunjukkan bahwa baik rasionalitas maupun reason memiliki pola atau struktur yang serupa dalam hal komponen dasarnya.

Interpretasi:
Pernyataan menunjukkan bahwa meskipun rasionalitas dan reason sering dianggap berbeda, keduanya mungkin memiliki kesamaan mendasar dalam cara mereka memproses atau memahami realitas. Keduanya mungkin cenderung menuju polarisasi tertentu dalam upaya memahami kebenaran atau realitas.

Ini membuka pertanyaan menarik:
Apakah rasionalitas dan reason benar-benar berbeda, atau hanya aspek berbeda dari proses kognitif yang sama? Lalu, Bagaimana polarisasi ini mempengaruhi pemahaman kita tentang kebenaran? Dan, Apakah ada cara untuk mensintesis rasionalitas dan reason untuk pemahaman yang lebih komprehensif?
Bagi, saya hal itu adalah menjadi tugas siapa pun menjawab tantangan topic pembicaraan ini.

Bandar Lempung, 25/06/2024.
Ahmad we.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun