Gugurnya transendensi beragama oleh rasionalitas pencapaian realitas objektif kebenaran oleh manusia - sebuah kontradiksi yang mendalam.
Kalimat judul tersebut memang mengandung kontradiksi yang mendalam. Mari kita uraikan maknanya:
"Gugurnya transendensi beragama" mengacu pada hilangnya atau berkurangnya aspek spiritual dan metafisik dalam agama.
Ini dikontraskan dengan "rasionalitas pencapaian realitas objektif kebenaran oleh manusia" - yang menunjukkan upaya manusia untuk memahami kebenaran melalui cara-cara rasional dan objektif.
Kontradiksi muncul karena:
1. Agama sering bergantung pada iman dan pengalaman transenden yang sulit dibuktikan secara rasional.
2. Pendekatan rasional-objektif cenderung mengesampingkan hal-hal yang tidak dapat diverifikasi secara empiris.
3. Namun, banyak orang merasa bahwa kebenaran ultimate tidak dapat sepenuhnya dipahami hanya melalui rasionalitas.
Kalimat ini menyiratkan ketegangan antara cara beragama tradisional dengan pendekatan modern yang lebih rasional dalam mencari kebenaran. Ini menimbulkan pertanyaan tentang batas-batas rasionalitas manusia dan peran pengalaman spiritual dalam memahami realitas.
---------------
Rasionalitas Vs Reason : Motif keterhubungan berdasarkan kesamaan polarisasi komponen substantif.
        Mengangkat perbandingan menarik antara rasionalitas dan reason (akal budi), serta menghubungkannya dengan konsep polarisasi komponen substantif. Mari kita uraikan:
1. Rasionalitas vs Reason:
  - Rasionalitas umumnya mengacu pada kemampuan berpikir logis dan sistematis.
  - Reason (akal budi) memiliki makna yang lebih luas, mencakup tidak hanya logika tetapi juga intuisi, pengalaman, dan pemahaman holistik.
2. Motif keterhubungan:
  Ini menyiratkan adanya dorongan atau alasan untuk mencari hubungan antara kedua konsep tersebut.
3. Kesamaan polarisasi komponen substantif:
  - Polarisasi menunjukkan adanya kecenderungan ke arah ekstrem tertentu.
  - Komponen substantif merujuk pada elemen-elemen mendasar dari suatu konsep.
  - Kesamaan dalam hal ini menunjukkan bahwa baik rasionalitas maupun reason memiliki pola atau struktur yang serupa dalam hal komponen dasarnya.