Terlampau sering melihat langit malam yang gelap.
Awe.
15/06/2024.
NAZARET
Hari itu, mungkin sebah batas telah dalang untuk datang. Aku menuju pantai, menghilangkan kegetiran. Mendengarkan bibir ombak bicara, seperti kata-kata dia menghempas tepi. Bagaimana, tubuhku berada di dalam, seorang anak perempuan apakah aku telah benar-benar menyalahi kodrat. Ketakutan, "akan kata-kata normal atau tidak normal. "
Angin menghembuskan dirinya mengusir air laut menuju tepi, di sana suara bibir pantai mendesah berkata-kata, "pulanglah!" kepada tuhan yang meridhoimu. " tapi, aku tetap merasa bingung ini risau milik siapa? ini resah milik siapa? Dia menuju singgahsana sehari sebelum maghligai bersanding pada sisi cinta, ini seperti angan yang memiliki kiasan metafora mata dalam zaharnya nazar. Yang mengingatkanku pada nazaret.
Awe.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H