Mohon tunggu...
Ahmad W. al faiz
Ahmad W. al faiz Mohon Tunggu... Penulis - Penulis.

a little bird which surrounds this vast universe, does not necessarily change itself, becoming a lizard. Do you know why. Yes you do.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Idul Adha: Agama merupakan Nilai Sakral dalam Dimensi Sosial Kemanusian -- Napak Tilas Peristiwa Penyembelihan Ismail, AS

14 Juni 2024   20:15 Diperbarui: 14 Juni 2024   21:33 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

IDUL  ADHA : "AGAMA MERUPAKAN NILAI SAKRAL DI DALAM DIMENSI SOSIAL KEMANUSIAAN" -- NAPAK TILAS PERISTIWA PENYEMBELIHAN ISMAIL, AS.

 

          Hal yang orang pikirkan mengenai sikap sosial keagamaan di hari raya idul adha memiliki beberapa dimensi yang signifikan. Dan, beberapa contoh adalah : Menyoal salah satunya, pengorbanan untuk Kemanusiaan, dimana, Idul Adha dianggap sebagai tindakan sosial yang bermakna, karena pengorbanan berarti kemauan memberikan segala sesuatu yang dimiliki, baik materiil maupun spiritual, untuk memperingati Ismail (Ishak) dan memantapkan solidaritas sosial[1].

Allah berfirman:

(: 102)

Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!". Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; Insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar. (Q.S. al-Shaffat [37]: 102).

          Dimana tentu saja kita semua, memahami, dan mengerti arti dan makna sikap berkurban sebagai suatu sikap dalam realisasi nilai yang ada pada koridor yang dipahamai dari suatu 'itibar yang diajarkan agama melalui permisalan-permisalan di dalam kisash-kisah di dalam al-quran sebagai sumberdayanya. Yang tentunya, sikap berkurban adalah kesediaan untuk melepaskan atau mengorbankan sesuatu yang berharga demi tujuan atau kepentingan yang lebih besar. Berikut penjelasan lebih lanjut tentang sikap berkurban yang kita pahami sebagai suatu amsal peristiwa yang mengajarkan nilai kebaikan di dalamnya, ialah,

Yang lebih, kurang dapat kita definisikan :

            Sikap berkurban adalah kesiapan untuk merelakan sesuatu yang dimiliki, baik berupa materi maupun non-materi, demi mencapai tujuan yang lebih mulia atau membantu orang lain. Juga merupakan, bentuk pengorbanan itu, sendiri, seperti sebagai pengorbanan yang bermakna materi dengan, mengorbankan harta benda, uang, atau barang berharga lainnya. Dan juga, non-materi, seperti, mengorbankan waktu, tenaga, pikiran, perasaan, kenyamanan, bahkan nyawa jika diperlukan.

Yang kemudian lantas mungkin beberapa diantara kita, menyambung pertanyaan sebagai relavansi hari raya Iedul Adha, dalam tanda tanya,

  • Apa tujuan berkurban?

             Dalam esensi, Qurban adalah panggilan untuk bersatu dalam ketaatan kepada Allah dan membantu sesama manusia. Dengan mengikuti landasan perintah Qurban dalam Al-Quran dan hadis, kita tidak hanya menunaikan kewajiban agama, tetapi juga mengukir jejak kebaikan yang abadi dalam sejarah umat manusia.

Sebagaimana, Al-quran, memberikan terkait ihwal tersebut, dengan mengabharkannya, sebagai suatu bentuk yang menunjuk kepada nilai ibadah tertentu, di dalam surat Al Hajj, sebagai berikut :

Surah Al Hajj ayat 34-35

- -

Artinya: " Dan bagi setiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (qurban), agar mereka menyebut nama Allah atas rezeki yang dikaruniakan Allah kepada mereka berupa hewan ternak. Maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserahdirilah kamu kepada-Nya. Dan sampaikanlah (Muhammad) kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah), (yaitu) orang-orang yang apabila disebut nama Allah hati mereka bergetar, orang yang sabar atas apa yang menimpa mereka, dan orang yang melaksanakan salat dan orang yang menginfakkan sebagian rezeki yang Kami karuniakan kepada mereka."

               Sebagai tujuan ibadah, juga dapat kita artikan berkurban, adalah demi kepentingan atau kebaikan orang lain yang lebih membutuhkan. Demi perjuangan, cita-cita, atau nilai-nilai luhur yang diyakini di dalam agama yangs selaras dengan kehidupan manusianya. Dan, demi mencapai tujuan yang lebih besar untuk kemanusiaan dan perdamaian.

  • Nilai-nilai Positif Yang Dapat Kita Nyatakan Di dalam Melaksanakan Ibadah Berkurban, Di hari Iedul Adha.

 

  • - Mencerminkan keikhlasan, kemuliaan hati, dan kepedulian terhadap sesama.
  • - Menunjukkan kekuatan jiwa dan ketangguhan mental dalam menghadapi cobaan.
  • - Menginspirasi dan memotivasi orang lain untuk berbuat kebaikan.
  • "Apakah, "Sikap berkurban dalam agama?"

                   Di dalam agama, 

  • - Sikap berkurban sangat ditekankan sebagai bentuk ketaatan dan pengabdian kepada Tuhan.
  • - Misalnya, kisah Nabi Ibrahim yang rela mengorbankan putranya Nabi Ismail atas perintah Allah.

               Sikap berkurban membutuhkan kebesaran jiwa, keberanian, dan keikhlasan hati. Ia mencerminkan kualitas kepribadian yang mulia dan menjadi teladan bagi sesama. Dengan bersedia berkorban, kita dapat memberikan manfaat dan kebaikan yang lebih besar bagi lingkungan dan masyarakat.

                Dalam hal, juga melihat suatu aspek implementasi yang berpengaruh dan berkenaan di dalam masyarakat kita, terutama juga ummat muslim, makna berkurban di hari raya yang Ied, adalah, suatu itikad dalam prioritas kehidupan social yakni, :

Berkurban dapat mengurangi kesenjangan sosial dan menjaga suasana kehidupan harmonis di antara sesama warga. Hewan qurban menjadi saksi amal ibadah di hari kiamat nanti, dan setiap bulu dari hewan yang diqurban mengandung satu pahala dan kebaikan bagi orang yang berqurban[2]. Termasuk dalam hal meningkatkan, solidaritas sosial dan saling Menolong ibadah kurban menjadi paradigma sosial untuk mengentaskan kaum miskin dan membebaskan kaum tertindas. Perasaan senasib sebagai sesama umat manusia menjadi kunci untuk memahami perintah kurban. Solidaritas sosial dan kebersamaan dalam berqurban memantulkan cinta kasih antar sesama umat manusia[3].

                    Demikianlah beberapa poin yang dapat disampaikan dalam hal terkait, yang kita bahas sebagai makna di hari raya, Idul Adha terkait dimensi sosial kemanusiaan dalam agama dengan meneladani peristiwa Ismail AS. Semoga dapat menginspirasi dan menguatkan semangat kita dalam beribadah dan berbuat kebaikan untuk sesama.

Citations:

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6091151/4-ayat-al-quran-yang-berisi-tentang-perintah-berqurban

https://umsb.ac.id/berita/index/1469-dasar-hukum-perintah-qurban-menurut-al-quran-dan-hadis

http://www.jabbarsabil.com/2013/09/qurban-ishak-atau-ismail-penafsiran.html

[1] https://sulbar.kemenag.go.id/opini/idul-adha-sacrifice-for-others-cky3g

[2] http://www.mui.or.id/public/index.php/baca/mui/idul-adha-dan-5-hikmah-agung-syariat-qurban

[3] https://iainkudus.ac.id/berita-58626-dimensi-sosial-dalam-haji-dan-kurban.html

[4] https://kumparan.com/adinda-zulfa-rizkiyah/idul-adha-mewujudkan-kebaikan-sosial-dan-mempererat-solidaritas-20jwvtUNDNk

[5] https://www.iainpare.ac.id/blog/opini-5/opini-kurban-sebagai-ibadah-pembebasan-sosial-bagian-i-2185

Baca artikel detikedu, "4 Ayat Al-Qur'an yang Berisi tentang Perintah Berqurban" selengkapnya https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6091151/4-ayat-al-quran-yang-berisi-tentang-perintah-berqurban.

Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun