Sebagaimana, Al-quran, memberikan terkait ihwal tersebut, dengan mengabharkannya, sebagai suatu bentuk yang menunjuk kepada nilai ibadah tertentu, di dalam surat Al Hajj, sebagai berikut :
Surah Al Hajj ayat 34-35
- -
Artinya: " Dan bagi setiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (qurban), agar mereka menyebut nama Allah atas rezeki yang dikaruniakan Allah kepada mereka berupa hewan ternak. Maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserahdirilah kamu kepada-Nya. Dan sampaikanlah (Muhammad) kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah), (yaitu) orang-orang yang apabila disebut nama Allah hati mereka bergetar, orang yang sabar atas apa yang menimpa mereka, dan orang yang melaksanakan salat dan orang yang menginfakkan sebagian rezeki yang Kami karuniakan kepada mereka."
        Sebagai tujuan ibadah, juga dapat kita artikan berkurban, adalah demi kepentingan atau kebaikan orang lain yang lebih membutuhkan. Demi perjuangan, cita-cita, atau nilai-nilai luhur yang diyakini di dalam agama yangs selaras dengan kehidupan manusianya. Dan, demi mencapai tujuan yang lebih besar untuk kemanusiaan dan perdamaian.
- Nilai-nilai Positif Yang Dapat Kita Nyatakan Di dalam Melaksanakan Ibadah Berkurban, Di hari Iedul Adha.
Â
- - Mencerminkan keikhlasan, kemuliaan hati, dan kepedulian terhadap sesama.
- - Menunjukkan kekuatan jiwa dan ketangguhan mental dalam menghadapi cobaan.
- - Menginspirasi dan memotivasi orang lain untuk berbuat kebaikan.
- "Apakah, "Sikap berkurban dalam agama?"
          Di dalam agama,Â
- - Sikap berkurban sangat ditekankan sebagai bentuk ketaatan dan pengabdian kepada Tuhan.
- - Misalnya, kisah Nabi Ibrahim yang rela mengorbankan putranya Nabi Ismail atas perintah Allah.
        Sikap berkurban membutuhkan kebesaran jiwa, keberanian, dan keikhlasan hati. Ia mencerminkan kualitas kepribadian yang mulia dan menjadi teladan bagi sesama. Dengan bersedia berkorban, kita dapat memberikan manfaat dan kebaikan yang lebih besar bagi lingkungan dan masyarakat.
        Dalam hal, juga melihat suatu aspek implementasi yang berpengaruh dan berkenaan di dalam masyarakat kita, terutama juga ummat muslim, makna berkurban di hari raya yang Ied, adalah, suatu itikad dalam prioritas kehidupan social yakni, :
- Mengurangi Kesenjangan Sosial
Berkurban dapat mengurangi kesenjangan sosial dan menjaga suasana kehidupan harmonis di antara sesama warga. Hewan qurban menjadi saksi amal ibadah di hari kiamat nanti, dan setiap bulu dari hewan yang diqurban mengandung satu pahala dan kebaikan bagi orang yang berqurban[2]. Termasuk dalam hal meningkatkan, solidaritas sosial dan saling Menolong ibadah kurban menjadi paradigma sosial untuk mengentaskan kaum miskin dan membebaskan kaum tertindas. Perasaan senasib sebagai sesama umat manusia menjadi kunci untuk memahami perintah kurban. Solidaritas sosial dan kebersamaan dalam berqurban memantulkan cinta kasih antar sesama umat manusia[3].
          Demikianlah beberapa poin yang dapat disampaikan dalam hal terkait, yang kita bahas sebagai makna di hari raya, Idul Adha terkait dimensi sosial kemanusiaan dalam agama dengan meneladani peristiwa Ismail AS. Semoga dapat menginspirasi dan menguatkan semangat kita dalam beribadah dan berbuat kebaikan untuk sesama.