Mohon tunggu...
Ahmad W. al faiz
Ahmad W. al faiz Mohon Tunggu... Penulis - Penulis.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

a little bird which surrounds this vast universe, does not necessarily change itself, becoming a lizard. Do you know why. Yes you do.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dzatu Rabbihi

26 Desember 2023   07:25 Diperbarui: 26 Desember 2023   07:53 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dzatu Robbihi.

Cinta -

"Dari dzat!"

Dari dzat yang Esa itukah ? -

Telah mengasuh nafas dan nafa' fana dari asmaku, dan mengasuh langkahku :


Telah merasukkah
Engkau sebagai sifat ?
Telah bermakomkah
Engkau sebagai niat ?
Telah mewujudkah
Engkau sebagai nyata ?

Telah hidupkah
Engkau sebagai nyata ?
Telah terlelapkah
Engkau sebagai mimpi ?

Telah lirihkah
Engkau sebagai do'a ?

Telah bergerakkah
Engkau sebagai tingkah laku

Telah merajakah
Engkau sebagai milik dari malikku -
Di istana rumput hijau padang savana

Tempat tumbuh daun surga bernama ganja. - ganjaran bakti mendaki ketinggian bukit-bukit keinginan dalam semilir sang bayu.

: Bulan kosong pada shaf di saat tenggelam malam mula laru dalam senjakala purnama. Pada orbit benda-benda angkasa malam hari.

Dan, siang bolong Babilonia:

Di bawah terik matahari memantul bijaksana pada cermin -
Pada kawah-kawah rembulan
Panorama malam berbintang
Srigala dan burung elang berpijar matanya
Menerangi landasan tubuh ghaib
Dari aksara semangatmu.

Ketika larik selarik bibirmu lirih
Memanggil nama yang baik :
Pada jiwaku.

Sebab, sabdamu, berada, rendah pada kakiku tak membuatmu mulia sebagai suatu kepasrahan - dan sikap berserah diri. Juga jika sebaliknya kakimu, berada di atas kepalaku, tak membuatmu sombong atau jadi tinggi di antara yang langit dan awan hujan yang lainnnya. Dan bumi sebagai ibu yang menumbuhkan nasibmu. Yang tak terlupa di dunia.

Sementara, setidaknya,

"Aku, mungkin, adalah, seekor babi dengan gaun tapis adat di tepi penderitaan, dari gambar kehidupan dan cara, yang buruk - pada lukisan hidup kemanusian kita." Dari 13 busana, yang kita cuma-cuma Pat-Kay (pakai).


Bandar Lampung, 25 Desember 2023.
A.W. al-faiz.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun