: Bulan kosong pada shaf di saat tenggelam malam mula laru dalam senjakala purnama. Pada orbit benda-benda angkasa malam hari.
Dan, siang bolong Babilonia:
Di bawah terik matahari memantul bijaksana pada cermin -
Pada kawah-kawah rembulan
Panorama malam berbintang
Srigala dan burung elang berpijar matanya
Menerangi landasan tubuh ghaib
Dari aksara semangatmu.
Ketika larik selarik bibirmu lirih
Memanggil nama yang baik :
Pada jiwaku.
Sebab, sabdamu, berada, rendah pada kakiku tak membuatmu mulia sebagai suatu kepasrahan - dan sikap berserah diri. Juga jika sebaliknya kakimu, berada di atas kepalaku, tak membuatmu sombong atau jadi tinggi di antara yang langit dan awan hujan yang lainnnya. Dan bumi sebagai ibu yang menumbuhkan nasibmu. Yang tak terlupa di dunia.
Sementara, setidaknya,
"Aku, mungkin, adalah, seekor babi dengan gaun tapis adat di tepi penderitaan, dari gambar kehidupan dan cara, yang buruk - pada lukisan hidup kemanusian kita." Dari 13 busana, yang kita cuma-cuma Pat-Kay (pakai).
Bandar Lampung, 25 Desember 2023.
A.W. al-faiz.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H