2. Waktu perekaman adalah 12 detik.
Para peneliti mengatakan bahwa jika sumber data real-time yang cukup besar dapat dibuat, model Sigma dapat dikembangkan dengan lebih banyak fungsi.
Untuk pasien yang telah didiagnosis dengan gejala COVID-19 akan disolasi di rumah. Sigma dapat melakukan tes audio longitudinal untuk memberikan saran kepada mereka yang terinfeksi apakah mereka harus dirujuk ke rumah sakit. Sigma juga dapat membedakan pasien yang paling parah terinfeksi COVID-19 dan akan memberikan prioritas kepada mereka untuk mendapatkan perawatan intensif.
Kesimpulan
Sigma model kontribusi kecerdasan buatan dalam kehidupan nyata yang diluncurkan oleh tim riset MIT Auto-ID Lab Report untuk pengecekan infeksi COVID-19 sedini mungkin. Menggunakan model Big Data Rael-time untuk penelitian dan pengujian yang lebih akurat. Sehingga hasilnya dapat membantu dokter dalam membuat keputusan klinis. Rencana ini masih dalam proses dan diharapkan akan mencapai kematangan secepatnya dan berperan dalam memerangi epidemi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H