Bapak Purwa menyetujui untuk kami berdua menikah namun meminta sedikitnya 25 juta untuk pernikahan kami. saya pulang dengan kebingungan semakin stres dengan saya namun keadaan. Saya belum punya uang sebanyak itu. Purwa selalu memberikan semangat untuk saya bekerja lebih keras dan mencari pemasukan lebih sebagai driver ojek online.Â
Saya juga sedikit demi sedikit menyicil barang-barang rumah tangga seperti tv, kulkas, mesin cuci yang ditaruh di kontrakannya. Bahkan saking sayangnya saya membelikan dia cincin, bukti saya serius dan mengikatnya sampai saya bisa menikahinya.
Purwa menjadi pilihan saya, untuk wanita yang akan mendampingi saya seumur hidup nanti. Dalam hubungan pasti ada pertengkaran-pertengkaran gak semuanya bahagia terus.Â
Sama halnya dengan saya dan Purwa, akhir-akhir ini sering bertengkar. Saya merasa Purwa menutupi sesuatu dari saya. Sempat saya melihat hp nya namun tidak diberikan. Semua jelas saat saya tiba-tiba ke kontrakannya, dan melihat ada bekas ciuman di leher nya, itu banyak sekali.
Saya hancur saat itu, melihat wanita pilihan saya tega melukai saya. Dia tega bercinta dengan laki-laki lain. Purwa sempat tidak mengakui bahwa dia melakukan hal itu dengan laki-laki lain. Pertengkaran hebat  pun terjadi, dan disini purwa akhirnya mengakui dan lebih memilih laki-laki itu.Â
Remuk hati saya, apa yang saya perjuangkan sia-sia. Saya salah memilih pasangan. Saya menangis depannya, saya relakan barang-barang rumah tangga tetap dengannya tapi tidak dengan cincin. Saya meminta untuk dia memulangkan cincin pemberian saya, bukti cinta saya. Saya tidak sudi cincin sakral ini berada di jarinya.
Hari-hari saya lalui dengan mengikuti kegiatan yang diadakan teman-teman saya. touring ke kota-kota yang belum pernah saya datangi. Namun itu semua tidak akan mudah menghapus ingatan saya dengan purwa. Benci itu yang saya rasa sekarang. Saya coba untuk berbaur dengan wanita-wanita lainnya namun tidak ada yang cocok. Sulit saya membuka hati kembali, saya takut merasakan hancur seperti kemarin.
Namun semua beda semenjak ada Lana, Perempuan sederhana yang saya jumpai di tempat kerja. Saya merasa seketika semangat untuk bekerja, setiap hari saya sempatkan melihat lana dari CCTV. Saya ingin sekali menyapanya namun sulit. Saya gugup tidak biasa saya rasakan dengan teman-teman wanita lainnya.
Di jam pulang kerja, bang Tugay (Teman kerja dan cerita) berada tak jauh dari Lana. Dia melihat saya yang sedang melirik ke lana. Dia iseng dengan bercandaannya, membuat saya akhirnya gerak untuk meminta nomornya. Entah mengapa saya deg-degan saat itu.Â
Seperti jatuh cinta kembali. Disinilah kedekatan kami dimulai. Saya bisa merasakan dicintai dan memcintai. Apa yang saya tidak dapat di mantan-mantan saya, namun di Lana saya dapatkan. Kesetiaan, Kepeduliaan dan Hobi yang sama.
Lana pribadi yang sangat baik dibanding lainnya, ettitude tak ada bandingnya. Sosok pengertian dan peduli. Bukan hanya dengan saya, melainkan dengan keluarga saya.Â
Dia setia menemani saya sebagai seorang pacar saat saya memutuskan resign dari tempat kerja dan hanya menjadi driver ojek online saya. Lana tidak pernah meminta apapun dari saya, tidak minta ke coffe shop, tidak minta dibelikan make up mahal, dan lain-lainnya. Saya memilih nya karna saya diajarkan arti kesetiaan darinya.