Mohon tunggu...
Ahmadul Khusnayain
Ahmadul Khusnayain Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/UIN SUSKA/Pendidikan Geografi

OLAHRAGA

Selanjutnya

Tutup

Trip

Makam Syekh Abdurrahman Sidiq Al-Banjari Sebagai Desinasi Wisata Religi Di Kabupaten Indragiri Hilir

11 November 2024   11:24 Diperbarui: 11 November 2024   11:38 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Travel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Kabupaten Indragiri Hilir merupakan salah satu dari 12 kabupaten yang berada di Provinsi Riau. Kabupaten ini memeiliki ciri khas berupa keindahan alam dengan ciri khusus tertentu. Kabupaten Indragiri Hilir jika dilihat secara Geografis terletak didaerah dataran rendah, berupa daerah hutan payau, daerah endapan sungai, dan daerah rawa dengan tanah gambut (Peat). Kabupaten Indragiri Hilir terletak pada bagian selatan dari provinsi Riau dengan ibukotanya adalah kecamatan tembilahan. Berdasarkan data statistic kabupaten Indragiri Hilir 2016, Kabupaten Indragiri Hilir memiliki luas wilayah 18.812,97 km dengan di dominasi oleh luas daratan sebesar 11.602,97 km, luas perairan laut 6.318 km dan luas perairan umum 888,97 km serta memiliki garis pantai sepanjang 339, km.

Wisata Religi adalah salah satu jenis produk wisata yang berkaitan eret dengan wisata atau keagamaan yang dianut oleh manusia. Wisata Religi dimaknai sebagai kegiatan wisata ke tempat yang memiliki makna khusus bagi umat bergama, biasanya berupa tempat ibadah,`makam ulama atau situs-situs kuno yang memiliki kelebihan atau makna khusus.Wisata religi adalah wisata yang lebih diperuntukkan bagi pemenuhan kebutuhan batin atau rohani manusia yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan rohani dan memperkuat iman manusia dengan mendatangi tempat-tempat yang memiliki nilai religiusSalah satu wisata yang sampai saat ini masih ramai pengunjung yaitu destinasi wisata religi makam Syekh Abdurrahman Siddiq Al-Banjari Bin Muhammad Afif Mufti Indragiri atau biasa orang menyebut makam tuan guru sapat. Makam ini berlokasi di dusun Hidayat desa Teluk Dalam kecamatan Kuala Indragiri.

Puncak kunjungan wisatawan Makam Tuan Guru Syekh Abdurrahman Siddiq Al-Banjari terjadi pada saat lebaran. Sebab masyarakat yang terkenang akan jasa-jasa ulama besar seperti beliau untuk berziarah dan berdoa. Paling banyak saat lebaran, bukan cuma pengunjung lokasi tapi sebagiannya dari luar daerah juga. Sekitar 30% dari luar Riau seperti Kalimantan, Jambi, Bangka, dan Malaysia. Beliau wafat pada 4 Syaban 1358 atau 18 september 1939 di Desa Hidayat, Kecamatan Kuala Indragiri. Dalam usia 72 tahun berdasarkan tahun hijriyah.

Nama lengkap beliau adalah Syeikh Abdurrahman Shiddiq bin Muhammad Afif bin Mahmud bin Jamaluddin al-Banjari. Beliau dilahirkan di kampung Dalam Pagar, Martapura, Kalimantan Selatan, pada tahun 1284 Hijriah atau tahun 1857 Masehi. Ayah beliau bernama Muhammad Afif bin Kadhi H. Mahmud yang berasal dari keturunan kaum bangsawan karena leluhurnya adalah keturunan sultan- sultan dari kerajaan Banjar. Sedangkan Ibu beliau bernama Shafura, cucu Syeikh Muhamad Arsyad bin Abdullah al-Banjari (1122-1227 H), seorang ulama besar Indonesia pada abad ke-18 M. Syeikh Muhammad Arsyad selain dikenal sebagai ulama beliau juga dikenal sebagai pengarang kitab-kitab Agama Islam yang kebanyakan ditulis dalam bahasa Melayu. Salah satu karya beliau yang paling terkenal adalah kitab Sabil al-Muhtadin, sebuah kitab fikih dan Kanz Al-Makrifah dalam bidang tasawuf.

Syekh Abdurrahman Siddiq Al-Banjari merupakan seorang ulama tokoh islam yang memiliki keshalehan dan ketakwaan yang menonjol serta memiliki pengetahuan agama yang luas sehingga di sebut "Syekh" atau "Wali". Sedangkan sebutan tuan guru sapat sendiri merupakan panggilan kehormatan kepada beliau dari masyaraka Indragiri Hilir.

Sekitar tahun 1908 Syekh Abdurrahman Siddiq Al-Banjari tiba di Sapat Hidayat Desa Teluk Dalam . Selama berdakwah di sana tuan guru Syekh Abdurrahman Siddiq Al-Banjari telah memberikan banyak perubahan yang dirasakan bagi masyarakat disana terutama perubahan dari segi bidang pendidikan seperti berdirinya Lembaga-lembaga pengajaran  dan masjid bahkan beliau mendirikan pesantren yang diberi nama pesantren Al-hidayah yang banyak melahirkan murid-murid yang mumpuni.

Makam Tuan Guru Syeikh Abdurrahman Siddiq atau yang lebih dikenal oleh masyarakat sebagai tuan guru sapat merupakan objek wisata religi dimana kita sebagai pengunjung dapat berziarah kemakam tuan guru tersebut dan menelusuri jejak-jek peninggalan serta karya-karya beliau semasa hidupnya. Selain melakukan hal-hal yang menyangkut tentang masalah agama pengunjung juga bisa membeli souvenir ataupun cinderamata khas dari dusun tersebut yang dijual disekitaran makam tuan guru sapat. Makam Tuan Guru Syeikh Abdulrahman Siddiq bisa dikunjungi hari apasaja, makam tuan guru sapat bisa dikunjungi dari pagi hari hingga sore hari.

Berkunjung kemakaam Tuan Guru Sapat tidaklah begitu sulit, wisatawan cukup menggunakan perahu pancung ataupun SpeedBoat nahkan pompong dari pelabuhan RSUD Puri Husada ataupun pelabuhan-pelabuhan lain yang berada dipusat kota tembilahan. .Setelah perahu bersandar di dermaga dusun Hidayat Desa Teluk Dalam, perjalanan dilanjutkan dengan perjalanan darat menggunakan jasa ojek yang ada di dermaga tersebut untuk menuju ke objek wisata religi tuan guru sapat tersebut.

Beberapa fasilitas yang bisa dinikmati pengunjung di destinasi wisata makam tuan guru Syekh Abdurrahman Siddiq Al-Banjari, diantaranya :

Makam Tuan Guru Syekh Abdurrahman Sidiq

Makam Syekh Abdurrahman Siddiq terdiri dari satu bangunan cukup makam dan beberapa makam lainnya diluar bangunan cukup makam. terdapat tiga buah makam, yaitu makam Syekh Abdurrahman Siddiq, di samping kanan makam Syekh Abdurrahman Siddiq adalah makam Mak Cik beliau yaitu Siti Sa'idah yang mengasuh beliau dari umur dua tahun hingga dewasa. Di sampingnya lagi adalah makam salah seorang istri beliau. Sementara makam Damiati (Cik Ida) yang merupakan cucu beliau berada di luar cungkup makam Tuan Guru bersamaan dengan makam- makam lainnya yang merupakan makam dari keluarga besar Syekh Abdurrahman Siddiq.

Rumah Singgah Rumah

Singgah yang terdapat di Makam Syekh Abdurrahman Siddiq digunakan oleh para penziarah yang datang untuk melakukan doa bersama ataupun Tahlil sebelum memasuki Makam Syekh Abdurrahman Siddiq. Rumah singgah ini juga berguna untuk menampung para penziarah pada saat peringatan Haul Syekh Abdurrahman Siddiq. Rumah singgah di area Makam Syekh Abdurrahman Siddiq biasa disebut juga dengan Rumah Jaga atau Rumah Waqaf. Rumah jaga ini dibangun oleh ahli waris atau keturunan dari Syekh Abdurrahan Siddiq. Pada awalnya rumah ini dibangun untuk tempat berjaga dan berdoa. Namun karena saat ini makam syek Abdurrahman siddiq sudah di tetapkan menjadi salah satu destinasi wisata, maka rumah ini juga berfungsi sebagai tempat peristirahatan.

Masjid 

Masjid ini bernama masjid Jami' Al- Hidayah. Masjid Jami' Al- Hidayah dibangun oleh beliau Bersama dengan santri-santrinya pada tahun 1895. Masjid ini berasitektur khas pada atap dan berada 200 M dari bangunan makam Syekh Abdurrahman Siddiq. Masjid ini merupakan masjid tertua di Kabupaten Indragiri Hilir.

Sumur 

Di kawasan Makam Syekh Abdurrahman Siddiq terdapat sumur yang dapat di gunakan masyarakat sekitar untuk berwudhu. Sumur ini sudah dibuat pertama kalinya oleh Tuan Guru untuk mengambil air wudhu. Sumur ini terletak di samping Masjid Jami' Al-Hidayah yang juga dibangun sendiri oleh Syekh Abdurrahman Siddiq dengan dibantu murid- muridnya. Penziarah yang ingin berziarah ke makam bisa berwudhu terlebih dahulu di sumur ini. Biasanya banyak penziarah yang membawa anak-anak ke sumur untuk dimandikan karena mereka mempercayai akan mendapatkan barokah. Sumur ini sudah ada sejak Syekh Abdurrahman Siddiq masih hidup. Sumur inilah yang digunakan untuk tempat berwudhu serta tempat pengambilan air sebelum toiletnya menggunakan tangki air. Namun kini hanya digunakan sebagai tempat berwudhu saja. Penziarah yang akan memasuki cungkup Makam Syekh Abdurrahman Siddiq biasa berwudhu terlebih dahulu di sumur yang terletak di samping masjid ini.

Toko Souvenir

Seperti yang kita ketahui Souvenir  merupakan suatu benda yang identik dengan suatu event atau suatu daerah tertentu, pada umumnya bentuknya ringkas, mungil seta memiliki nilai artistic Souvenir umumnya dijadikan oleh-oleh bagi seseorang yang mengunjungi suatu tempat tertentu dan dijadikan sebagai suatu pengingat dari pengalamannya. Di kawasan Makam Syekh Abdurrahman Siddiq terdapat beberapa toko souvenir. Dapat ditemui para pedagang yang menjual berbagai cinderamata dan berbagai macam kerajinan khas yang dibuat oleh masyarakat sekitar. Toko souvenir yang terdapat di kawasan Makam Syekh Abdurrahman Siddiq dijalankan oleh masyarakat setempat. Masyarakat di kampong Sapat menjual berbagai macam kerajinan dan aksesoris yang di buat sendiri oleh mereka seperti kalung, gelang, cincin, dsb. Di tempat ini juga banyak kita temui mulai dari foto Syekh Abdurrahman Siddiq, tasbih, hingga beragam batu cincin dari Martapura, Kalimantan Selatan. anak-anak ke sumur untuk dimandikan karena mereka mempercayai akan mendapatkan barokah. Sumur ini sudah ada sejak Syekh Abdurrahman Siddiq masih hidup.

Demikianlah beberapa fasilitas yang bisa dinikmati oleh pengunjung di Objek Wisata Religi Makan Tuan Guru Sapat, semoga dengan adanya penulisan artikel ini dapat memberikan informasi kepada pembaca dan dapat memperkenalkan salah satu  destinasi wisata religi yang ada di kabupaten Indragiri Hilir, Riau.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun