5. Hasil pemantauan disampaikan kepada kepala sekolah dan guru lainnya sebagai bahan refleksi.
E. Dukungan yang Dibutuhkan
Untuk melancarkan pelaksanaan tindakan aksi nyata yang telah dibuat tentunya memerlukan dukungan dari berbagai pihak. Adapun dukungan tersebut berasal dari kepala sekolah, rekan-rekan guru di sekolah, tenaga administrasi sekolah, dan peserta didik sebagai pelaku utama.
F. Hasil Aksi Nyata
Adapun hasil aksi nyata pembiasaan budaya 5S yang telah dilakukan, yaitu sebagai berikut:
1. Pembiasaan megadakan kesepakatan (keyakinan) kelas dalam membentuk budaya positif awalnya memang belum berjalan lancar seperti yang diharapkan, karena peserta didik belum terbiasa memberikan pendapatnya dalam membentuk kesepakatan kelas. Tetapi, setelah dituntun dengan pertanyaan-pertanyaan membentuk kebiasaan baik di sekolah, peserta didik mulai memberikan pendapatnya. Mereka menuliskan pendapat pada kertas yang dibagikan dan ditempel pada kertas manila.Â
Dari keseluruhan pendapat kemudian dirangkum dan dipilih untuk disepakati sebagai kesepakatan (keyakinan) kelas tentang budaya positif yang akan dilakukan, yaitu: a) Masuk kelas atau mengikuti pelajaran tepat waktu; b) Memulai dan mengakhiri pelajaran dengan berdo'a; c) Menerapkan budaya 5S (senyum, sapa, salam, sopan dan santun); d) Menjaga kebersihan kelas dan membuang sampah pada tempatnya; e) Memakai seragam sekolah dengan rapih sesuai aturan sekolah; f) Mengikuti kegiatan pembelajaran dengan aktif; dan 7) Bertanggungjawab menyelesaikan tugas yang diberikan guru dan mengumpulkannya tepat waktu.
2. Poster kesepakatan (keyakinan) kelas yang dibuat dan disepakati ditandatangani dan pajang di depan kelas masing-masing.
3. Perilaku peserta didik mulai diamati sejak datang dan berintraksi di sekolah. Yang menjadi fokus pengamatan adalah pelaksanaan kesepakatan kelas, terutama sekali penerapan budaya 5S.
4. Pengamatan perilaku peserta didik dalam penerapan kesepakatan kelas secara lebih khusus dan lebih fokus, dilaksanakan langsung pada saat jam mengajar di kelas masing-masing. Perhatian utama adalah penerapan budaya 5S.
5. Kegiatan pembentukan budaya positif di sekolah mendapatkan apresiasi yang baik dari kepala sekolah dan guru lainnya. Guru-guru juga memulai untuk mengadakan kesepakatan kelas pada kelas tempatnya mengajar untuk membentuk budaya positif. Hal tersebut menjadi langkah awal mewujudkan hubungan harmonis dengan peserta didik dan warga sekolah (konsep tindih).