Seseorang yang mampu bersikap tindih, dianggap telah mencapai sebuah kesempurnaan hidup. Sebab tindih dianggap sebagai nilai utama, atau pencapaian dari sebuah kehidupan. Apabila setiap orang mampu bersikap tindih, maka tentu saja keserasian dan keseimbangan dalam kehidupan sosial akan tercapai.
 Setiap orang akan selalu menjaga segala ucapan, tingkah laku, dan pikirannya dari hal yang kurang baik dan senantiasa memberi contoh pada lingkungannya. Sehingga kemungkinan akan terjadinya gejolak menjadi sangat minim, karena setiap orang telah berucap, bertingkah laku, dan berpikiran yang baik.
Dewasa ini kondisi karakter peserta didik di sekolah sedikit memprihatinkan, baik secara emosional, tindakan maupun prilaku sosial peserta didik. Diperlukan upaya pembentukan budaya positif di sekolah untuk membentuk profil pelajar pancasila sesuai tujuan dari merdeka belajar. Banyak sekali program yang telah ditemukan untuk meningkatkan nilai karakter diri para peserta didik.Â
Salah satu program yang bisa diterapkan untuk menanamkan pendidikan karakter kepada para peserta didik adalah membiasakan budaya 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, dan Santun). Program ini merupakan kegiatan yang sederhana, namun memiliki peranan dalam mewujudkan hubungan yang harmonis antar sesama. Sehingga melalui penerapan budaya 5S, konsep tindih, yang merupakan kearifan lokal Suku Sasak, dapat diwujudkan di sekolah.
B. Tujuan Aksi Nyata
Adapun tujuan kegiatan ini sebagai berikut:
1. Agar peserta didik dapat menggunakan bahasa yang sopan ketika berbicara dengan guru dan teman-temannya.
2. Supaya dengan senyum peserta didik merasa lebih damai, senang, dan gembira berada di lingkungan sekolah.
3. Supaya dengan sapa dan salam dapat mempererat tali persaudaraan dan mencairkan suasana.
4. Supaya dengan pembiasaan sopan dan santun akan terbentuk pribadi yang baik sehingga tercipta harmonisasi antar semua warga sekolah (tindih).
C. Tolok Ukur