Mohon tunggu...
ahmadtontowi
ahmadtontowi Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa UIN Bandung

Belajar Menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Krisis Kesehatan Mental di Era Digital: Sebuah Pandangan Filsafat tentang Kebebasan, Identitas, dan Kesejahteraan

17 November 2024   10:00 Diperbarui: 17 November 2024   10:19 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Viktor Frankl, seorang psikiater dan filsuf yang terkenal dengan bukunya Man's Search for Meaning, mengemukakan bahwa pencarian makna adalah inti dari pengalaman manusia. Bagi Frankl, bahkan dalam situasi yang paling sulit sekalipun, kita masih memiliki kebebasan untuk menemukan makna dalam hidup kita, yang dapat memberi kita kekuatan untuk bertahan. Hal ini sangat relevan dalam konteks krisis kesehatan mental yang dipicu oleh ketidakpastian dan kelebihan informasi di era digital.

Dalam dunia maya yang penuh dengan gambar-gambar sempurna dan hidup orang lain yang tampaknya lebih baik, seseorang bisa mudah merasa kehilangan arah dan tujuan hidup. Namun, menurut Frankl, kita harus kembali ke dalam diri kita untuk menemukan makna dalam kehidupan kita sendiri, bukan diukur berdasarkan standar yang ditetapkan oleh dunia luar. Bagi mereka yang merasa tertekan atau cemas, pencarian makna---baik melalui hubungan yang mendalam, pencapaian tujuan pribadi, atau kontribusi terhadap masyarakat---dapat memberikan landasan yang kuat untuk kesejahteraan mental.

4. Solusi Rasional untuk Krisis Kesehatan Mental

Dari perspektif filsafat, solusi untuk krisis kesehatan mental di era digital bukan hanya tentang mengurangi kecanduan perangkat atau media sosial, tetapi lebih kepada pencarian dan pemeliharaan kebebasan otentik, identitas yang tidak teralienasi, dan makna hidup yang sejati. Ini mencakup beberapa langkah rasional yang bisa diterapkan oleh individu dan masyarakat:

1. Pengaturan Waktu Digital yang Sehat: Salah satu solusi praktis yang dapat diterapkan adalah dengan mengatur waktu yang dihabiskan di dunia maya, untuk memastikan bahwa interaksi digital tidak mengganggu kualitas hubungan langsung dan kesejahteraan mental.

2. Pengembangan Keterampilan Mental dan Emosional: Meningkatkan kesadaran diri dan keterampilan pengelolaan stres melalui teknik mindfulness, meditasi, dan terapi kognitif dapat membantu individu untuk lebih siap menghadapi tekanan dari dunia digital.

3. Mendorong Keterlibatan Sosial yang Sehat: Filsafat Frankl mengingatkan kita bahwa makna dalam hidup seringkali datang dari hubungan yang mendalam dan kontribusi terhadap masyarakat. Dengan memfokuskan kembali perhatian kita pada tujuan yang lebih besar daripada sekadar mendapatkan pengakuan sosial, kita dapat mengurangi rasa cemas dan menemukan kedamaian dalam diri.

4. Pendekatan Holistik untuk Kesehatan Mental: Masyarakat juga perlu melihat kesehatan mental sebagai bagian integral dari kesehatan fisik, dengan mendukung kebijakan publik yang lebih baik dalam akses ke layanan kesehatan mental, pendidikan, dan pekerjaan yang memenuhi kebutuhan individu secara holistik.

 Penutupan

Krisis kesehatan mental di era digital adalah tantangan besar yang memerlukan pendekatan komprehensif. Dengan menggunakan filsafat sebagai landasan, kita dapat lebih memahami hubungan antara kebebasan, identitas, dan pencarian makna dalam kehidupan yang semakin dipengaruhi oleh teknologi. Solusi untuk mengatasi masalah ini bukan hanya terletak pada pengendalian dunia digital, tetapi pada penciptaan ruang untuk kebebasan otentik, kesadaran diri, dan pencarian makna yang lebih dalam dalam hidup kita. Melalui refleksi filsafati, kita bisa lebih bijak dalam menavigasi kehidupan digital yang kompleks ini, menjaga kesejahteraan mental kita, dan menciptakan dunia yang lebih sehat secara psikologis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun