Mohon tunggu...
Ahmad taufik murtadho
Ahmad taufik murtadho Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa uin sts jambi

Sebaik baik manusia iyalah dapat membantu sesama manusia

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Industri Rumahan Tempe Pak sunardi di Kebon Kopi, Kota Jambi

5 September 2020   17:09 Diperbarui: 9 September 2020   22:55 982
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Proses Produksi

Dikatakan Pak Sunardi yang didampingi istrinya Buk Sugini, proses produksi tempe buatannya dilakukan di rumah produksi yang beralamat di Jl. Raden Wijaya RT 25 Lrg. Kopi Utama, Kel. Kebon Kopi, Kec. Jambi Selatan. 

Tempe buatannya bervariasi ada yang berukuran kecil, sedang dan ukuran cukup besar. "Tempe ukuran kecil kami bandrol dengan harga Rp2.500, kemudian yang  sedang  dengan harga Rp3.000 , dan ukuran yang besar dengan harga Rp6.000," jelas Pak sunar

di.

Diterangkan oleh Pak sunardi, dirinya melakukan perebusan kedelai dengan menggunakan kayu bakar yang sudah disuplai oleh langganannya. Mengapa tidak menggunakan kompor gas? 

Menurut bapak tiga anak ini, dengan menggunakan kayu bakar, maka bisa menghemat anggaran sekitar 35 persen dibanding dengan menggunakan kompor gas. 

"Kami pernah mencoba menggunakan kompor gas, tetapi ternyata biayanya lebih besar dibanding dengan menggunakan kayu bakar", tutur Sunardi.

Kedelai yang sudah direbus, kemudian ditampung ke ember-ember plastik yang sudah disiapkan dan dibiarkan selama dua hari. Untuk produksi tempe buatannya. Selanjutnya kedelai tersebut dicuci bersih sampai mengelupas kulit arinya. Kedelai yang sudah terkelupas kulit arinya ini harus sudah benar-benar dinyatakan bersih. Setelah itu, kedelai ditiriskan selama setengah sampai satu jam.

dokpri
dokpri
"Setelah kedelai yang ditiriskan tersebut sudah dinyatakan tuntas, baru kemudian kedelai ditempatkan di tampah lebar terbuat dari anyaman bambu. Bersamaan dengan itu, selanjutnya diberi ragi dengan ukuran yang tepat. Kalau pas musim penghujan, ragi yang dicampurkan ke kedelai, bisa berkali-kali lipat.  Campuran kedelai dengan ragi harus benar-benar merata. Kalau sudah merata benar baru kemudian di masukkan ke plastik-plastik pembungkus yang sudah dilubangi dan besarnya sesuai ukuran. Bakal tempe yang sudah dimasukkan ke kantong-kantong plastik ini, kemudian ditempatkan di para-para dan dibiarkan selama dua hari. Hingga akhirnya jadilah tempe yang siap dikonsumsi dan dipasarkan", jelas Rustandi didampingi istrinya Sugini

Jambi, 3 September 2020
Penulis 

          

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun