Keaadan tersebut memberikan pengertian kepada diri Nasr bahwa dunia modern adalah dunia yag sudah terpisah dari yang transenden dari prinsip-prinsip langgeng yang dalam reaalitas mengatur materi dan yang diberikan, maka bagi Nasr modern bukanlah kotemporer, maju, lanjut, dan berkembang tepi merupakan lawan dari tradisi, lawan dari yang sakral dan trasenden.[6]
Karena dunia modern adalah dunia yang sudah lepas terpisah dari yang trasenden, maka dunia modern bersifat sekuler. Kata sekuler sendiri berasal dari bahasa latin speculum yang bearti “zaman”. Menjadi sekuler bearti di orientalisikan pada zaman ini, yakni pada sekarang ini.[7]
Karya-karya Seyyed Hossein Nasr
Seyyed Hossein Nasr merupakan salah satu tokoh yang produktif dalam mewadahi semua pemikiran yang dimiliki, banyak karya-karyanya yang dijadikan rujukan pemikiiran para ilmuan. Karya buku seyyed hossein nasr sebagai berikut:
- An Intriduction to Islamic Cosmological Doctrin: Conseption of Nature and methodes used for study by ukhwan ash-shafa, al-biruni and ibn sina (1964)
- Three Muslim Sages: ibn sina, suhrawardi, ibn arabi (1961-1962)
- Sance and civization in isslam (1968)
- Idealis and realitas of islam (1964-1965)
- Man and nature (1968)
- islam and the plight of modern man (1975)
- sufi essays (1972)
- knowledge and though (1981)
- tradisional islam in the modern world (1987)
- islam, art and spiritualty (1987)
- a young muslim’s guide to the modern world (1993)
- the heart of islam: enduring valnes humanity (2002)
- islam: relegion, history, and civilization (1003)
Dari buku-buku diatas sumber pemikiran Seyyed Hossein Nasr dalam dimensi perenial banyak diperbincangkan, dari konsepsinya akan makna islam yang universal, dengan pesan-pesannya untuk kemanusiaan, serta dilema manusia modern dan alternatif untuk keluar dari lemaan itu sendiri Seyyed Hossein Nasr telah membahasnya dalam beberapa buku diatasnya.